08 July 2011

Napi Jadi Peragawati Jember Fashion Carnaval

Jember Fashion Carnaval X, 23 Juli 2011, bakal diikuti lima orang narapidana dari Lembaga Pemasyarakatan Jember dan Lembaga Pemasyarakatan Wanita Malang.

Tiga orang napi dari LPW Malang adalah Titik Machayaroh (napi psikotropika), Juntari (napi penipuan), Maisaroh (napi pencurian). Sementara Dua orang napi dari LP Jember adalah Ari Hermawan Yudianto (napi pencabulan anak) dan Mistur alias Pak Yayan (napi perkosaan). "Satu peserta lagi adalah pegawai Lapas Jember," kata Kepala Pengamanan LP Jember, Karno.

Karno mengatakan, partisipasi para narapidana ini dalam JFC merupakan perintah Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Timur. "Di Jember kan ada even internasional. Alangkah baiknya, warga binaan lapas diikutsertakan," jelasnya.

JFC sudah membangun reputasi selama sepuluh tahun sebagai acara fesyen jalanan terbesar di dunia. Pesertanya ratusan warga kota yang mendesain sendiri baju mereka. Catwalk atau arena untuk berlenggak-lenggok adalah jalan raya kota Jember sepanjang 1,4 kilometer. setiap tahun, acara itu disaksikan ratusan ribu orang warga.

"Kami memilih narapidana yang sudah masuk dalam proses asimilasi, dan sudah menjalani separuh masa pidana. Umumnya mereka sudah diusulkan untuk mengikuti pembebasan bersyarat," kata Karno.

Karno menawarkan keikutsertaan ini kepada para napi yang memenuhi syarat tersebut. "Awalnya mereka masih buta apa itu JFC. Kita tunjuk beberapa orang, akhirnya mau," katanya.

Lima narapidana tersebut akan berdefile dalam tema fesyen Borneo dan Punk. Petugas LP Jember memfasilitasi mereka untuk merancang desain dan membuat pakaian untuk acara itu. Petugas mencarikan bahan-bahan pakaian. Petugas pula yang mengawal para narapidana untuk mengikuti latihan di markas JFC sejak April silam.

Saat mengunjungi Lapas Jember beberapa waktu lalu, saya melihat pernik pakaian penuh rumbai di salah satu ruang tahanan. Ada sebuah sketsa desain di atas kertas folio tertempel di dinding, di antara poster klub sepakbola Manchester United, AC Milan, dan AS Roma.

"Itu desain saya. Saya mendesain untuk defile Punk," kata Ari. Sebagai warga Jember, ia pernah menyaksikan JFC saat masih belum tersandung kasus pidana. Ini keikutsertaan pertamanya dalam acara tersebut. Ia berjanji akan menyimpan pakaian hasil desainnya sebagai kenang-kenangan. [wir]

Foto (kiri ke kanan): Juntari (napi penipuan), Titik Machayaroh (napi psikotropika), Maisaroh (napi pencurian), dan Ari Hermawan Yudianto (napi pencabulan anak).

1 comment:

Elfira Arisanti said...

wah menarik ya mas. Aku baru tau