17 May 2011

TV Swasta Lebih Baik Tak Gratis

Tayangan televisi menyumbangkan persoalan moral yang kompleks terhadap bangsa ini. Perlu dipikirkan, sebaiknya siaran televisi swasta tidak digratiskan.

Pemikiran ini disampaikan Dekan Fakultas Sastra Universitas Jember Syamsul Anam dan Dekan Fakultas Seni Media Rekam Institut Seni Indonesia Alexandri Luthfi R., di sela-sela acara Pekan Chairil Anwar 2011, di aula FS Unej, Selasa (17/5/2011).

"Kita lihat, perkembangan pertelevisian di luar negeri (diawasi) sangat ketat, ketika membagi mana televisi publik dan mana televisi komersial," kata Lutfhi.

Stasiun televisi komersial memberikan tayangan tidak gratis. Orang harus berlangganan agar bisa mengakses. Ini berbeda dengan stasiun televisi publik yang biasanya dimiliki negara, seperti TVRI.

Mereka yang benar-benar membutuhkan hiburan alternatif dari stasiun televisi sawasta adalah orang yang secara sosial ekonomi mampu. Sementara, warga lainnya yang tidak mampu atau tidak mau membeli tayangan swasta, cukup mengakses informasi dari stasiun televisi milik pemerintah.

Ini memang terkesan membatasi. Namun, menurut Luthfi, pembatasan memang diperlukan. Saat ini, tayangan stasiun televisi swasta begitu mudah masuk ke rumah tangga. Berbagai model tayangan program atau iklan komersial membombardir anak-anak hingga orang dewasa dan menimbulkan dampak psikologi yang tak sepenuhnya positif. Apalagi, stasiun televisi cenderung lebih suka menayangkan tayangan berbau sensasional.

Syamsul mencontohkan tayangan bunuh diri dengan cara melompat dari menara. "Di-blow up sedemikian rupa oleh televisi. Bahkan momen-momen mau loncatnya itu diabadikan. Ini akhirnya gampang ditiru dan jadi tren," katanya.

Namun agak sulit berharap dari pengelola stasiun televisi agar mau menyadari dampak negatif itu. Luthfi mengeluhkan minimnya sumber daya manusia pertelevisian yang berlatar belakang akademis dunia televisi. Rata-rata tenaga produser adalah alumnus dari fakultas dengan bidang ilmu yang tak sama dengan yang mereka geluti di dunia televisi. Ini juga memengaruhi idealisme dalam menayangkan program televisi. [wir]

No comments: