17 May 2011

Relief Sukuh: Foto Serasa Tiga Dimensi

Awalnya adalah buku-buku komik anak-anak. Lalu Mahendradewa Suminto membayangkan: bagaimana seandainya sebuah foto memiliki cita rasa tiga dimensi.

Hasilnya adalah foto berjudul Relief Sukuh. Foto karya dosen Institut Seni Indonesia ini dipamerkan di aula Fakultas Sastra Universitas Jember, Selasa (17/5/2011), dalam acara pameran dan workshop karya fotografi dan televisi. Acara itu bagian dari Pekan Chairil Anwar 2011.

Jika dilihat sepintas, tidak ada yang istimewa dari foto karya Mahendradewa itu. Bahkan cenderung kurang menarik, karena hanya mengabadikan relief di Candi Sukuh, sebuah kompleks candi wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi itu memiliki banyak obyek seksualitas yang disimbolkan dengan lingga dan yoni.

Relief yang dipotret Mahendradewa adalah relief kedua dari lima relief yang ada. Relief ini menghadirkan pahatan Dewi Durga yang berwajah raksasa perempuan. Ia didampingi sepasang raksasa yang dikutuk karena tak menghormati para dewa, yakni Kalantaka dan Kalanjaya.

Namun jangan keburu pergi meninggalkan foto jepretan Mahendradewa ini. Di pigura foto tergantung sebuah kacamata berwarna merah dan hijau. Pakailah kacamata itu untuk melihat kembali foto Relief Sukuh: dan Anda akan melihat obyek dalam foto itu seperti timbul atau muncul di permukaan. Mendadak foto itu bertekstur, seperti gambar tiga dimensi.

Mahendra mengatakan, secara teknis, pembuatan foto bercitarasa tiga dimensi itu relatif mudah. "Kita memotret dua kali, pertama menggunakan mata kanan dan kedua menggunakan mata kiri. Foto itu lalu digabung dengan software seperti Photoshop atau 3-D maker," katanya.

Mahendra mulai mencoba-coba pembuatan foto itu tahun 2009. Ia harus berkali-kali mencoba agar menemukan presisi yang tepat. Jarak titik lensa gambar I dan gambar II sekitar 7 centimeter.

Semua objek foto bisa dijadikan foto bercitarasa tiga dimensi. Namun, jika objeknya bergerak, maka harus digunakan dua kamera. "Teknisnya berbeda," kata Mahendradewa.

Badrus Yudosuseno, salah satu fotografer dan mantan mahasiswa ISI mengatakan, Mahendradewa memang senang melakukan eksperimen karya. "Ia mencari sesuatu yang sebelumnya tidak umum atau tak pernah ada," katanya.

Selain foto Mahendradewa, pameran tersebut menampilkan foto-foto karya mahasiswa dan dosen ISI dan Fakultas Sastra Unej. Temanya beragam, mulai dari foto human interest hingga arsitektur. Ada juga foto yang diolah secara digital. [wir]

No comments: