18 May 2011

SBY dan Tak Selesainya Buku Resmi Sejarah Indonesia

Buku resmi sejarah berjudul 'Indonesia dalam Arus Sejarah' selama bertahun-tahun tak juga terbit, diduga terkait dengan tak disebutnya peran Susilo Bambang Yudhoyono di era reformasi.

Sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Asvi Warman Adam menceritakannya dalam acara seminar nasional dalam rangka Pekan Chairil Anwar 2011, yang digelar Fakultas Sastra Universitas Jember, di Gedung Sutardjo, Rabu (18/5/2011).

Masa Orde Baru kemarin, pemerintah membuat buku babon panduan pengajaran sejarah berjudul Sejarah Nasional Indonesia. "Setelah Orba runtuh, SNI tak berlaku lagi. Juwono Sudarsono meminta kepada Taufik Abdullah untuk membuat buku pegangan baru," kata Asvi.

Membutuhkan waktu hingga 10 tahun, untuk menyelesaikan delapan jilid buku berjudul Indonesia dalam Arus Sejarah. Tahun 2009, buku itu diserahkan kepada Sekretariat Negara. Penerbitan buku ini menjadi bagian dari program 100 hari SBY-Boediono. "Tapi Januari 2009, Januari 2010, dan sampai sekarang, buku itu belum juga terbit," kata Asvi.

Asvi bukan bagian dari tim penyusun buku. Namun ia mengaku mendapat informasi dari orang dalam Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, buku itu tak juga terbit karena di bab tentang reformasi tak diceritakan mengenai peran Susilo Bambang Yudhoyono dalam reformasi TNI.

Asvi tahu, SBY memang sempat menulis karya tentang reformasi TNI. "Kenapa tidak menyuruh tim (penulis) untuk menambahkan bab satu lagi tentang peran SBY itu? Kenapa tak diterbitkan dulu saja. Toh jilid 1 smpai dengan 6 bisa dibuat pegangan pengajaran guru sejarah di sekolah," kata Asvi.

Asvi juga menilai, televisi memiliki sumbangsih besar dalam pendidikan sejarah di Indonesia. Apa yang disajikan program tayangan sejarah televisi swasta lebih lengkap daripada apa yang diajarkan dalam kelas. "Jadi dilema kalau kemudian murid bertanya kepada guru mana yang benar (antara yang diajarkan di sekolah dengan di televisi)," katanya. [wir]

No comments: