03 May 2011

Kue Tar untuk Buruh

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jember Moch. Thamrin menyambut aksi unjuk rasa ratusan aktivis Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) di halaman kantornya, Selasa (3/5/2011), dengan kue tar.

Ratusan aktivis Sarbumusi mendatangi kantor Disnakertrans Jember untuk memperingati Hari Buruh Sedunia. Mereka menuntut agar Disnakertrans tegas menindak setiap pelanggaran aturan ketenagakerjaan.

Di luar dugaan, Thamrin justru menyiapkan kue tar untuk para aktivis buruh itu. Dengan didampingi Kepala Bidang Perselisihan Hubungan Industrial Budi Utami, ia memberikan kue tar itu kepada salah satu aktivis.

"Ini ucapan simpati ulang tahun Hari Buruh Internasional. Harapannya ke depan dalam mengurus bangsa ini menjadi lebih efektif dan lebih nyaman, tidak perlu bersitegang," kata Thamrin.

Budi Utami mengamini Thamrin. "Maknanya pemerintah ikut berjuang bersama-sama buruh menegakkan aturan untuk kesejahteraan buruh," katanya.

Kue tar ini jadi taktik baru Disnakertrans menghadapi unjuk rasa, setelah sehari sebelumnya Thamrin diteriaki aktivis mahasiswa dan buruh, di halaman kantornya.

Para pengunjukrasa tergabung dalam Aliansi Buruh Jember, yang berasal dari sejumlah organisasi seperti Serikat Buruh Migran Indonesia, Aliansi Jurnalis Independen, Studi Kebijakan dan Transformasi Sosial (Sketsa), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, dan Himpunan Mahasiswa Islam.

Pengunjukrasa menyampaikan sepuluh tuntutan, yakni ratifikasi konvensi migran tahun 1990 mengenai perlindungan hak-hak pekerja migran dan anggota keluarganya; amandemen UU Nomor 39/2004 tetang PPTKILN; revisi perda Nomor 5/2008 tentang pelayanan dan perlindungan TKI asal Jember; menyeriusi penanganan kasus-kasus buruh migran Jember; dan penempatan buruh migran dilakukan oleh pemerintah dan bukan swasta.

Tuntutan lainnya adalah penghapusan outsourcing, upah layak untuk jurnalis, peningkatan kesejateraan buruh, pemenuhan hak-hak buruh, dan pemberian upah sesuai upah minimum kabupaten.

Thamrin setuju dan bisa memahami tuntutan para demonstran. "Ke depan akan diterapkan pemberian upah per sektor pekerjaan. Soal outsourcing saya setuju dengan tuntutan Anda," katanya.

Terkait penanganan persoalan buruh migran, Thamrin memuji Achmad Mufti, Ketua SBMI Jember yang menjadi koordinator aksi. Ia merasa terbantu oleh Mufti. "Oleh sebab itu, dalam buku saya, nama Mas Mufti ini akan saya masukkan dalam ucapan terima kasih," katanya.

Mendengar pernyataan Thamrin, beberapa aktivis berteriak: 'Gak penting!' Mendapat teriakan itu, Thmrin tersenyum. "Gak penting ya," katanya, kemudian melanjutkan penjelasannya mengenai hal lain. [wir]

No comments: