02 May 2011

Aktivis HMI Semprotkan Parfum di Ruang DPRD

Perwakilan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam menuntut kepada DPRD Jember untuk memperjuangkan nasib buruh dan rakyat. Saat bertemu anggota Dewan, mereka menyemprotkan parfum di ruangan gedung parlemen, Senin (2/5/2011).

Para aktivis HMI melakukan aksi unjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional. Mereka memandang masih banyak ketidakadilan di bidang perburuhan dan pendidikan.

Bertemu dengan Ketua Komisi D Ayub Junaidi dan Ketua Fraksi PDI Perjuangan Indonesia Raya Bukri di ruang Komisi B, perwakilan HMI meminta ijin untuk menyemprotkan parfum. "Teman-teman, mari berdiri dulu untuk menyemprotkan minyak wangi, karena DPRD sudah tak wangi lagi," kata Ulil, salah satu aktivis.

Ulil menyatakan, HMI mendesak penghapusan komersialisasi pendidikan, penghapusan kapitalisasi pendidikan, adanya hukuman bagi birokrat-birokrat pembelok pendidikan, dan pemberian keterjaminan pendidikan kepada masyarakat kurang mampu.

"Pendidikan di Kabupaten Jember dinyatakan bebas tuna aksara dan mendapat penghargaan nasional. Tapi ternyata yang buta huruf masih banyak," kata Rahman, salah satu aktivis HMI.

Terkait buruh, HMI menuntut DPRD untuk merekomendasikan tindakan tegas kepada perusahaan-perusahaan yang melanggar aturan ketenagakerjaan. Ulil mencontohkan Perusahaan Daerah Perkebunan yang kerap diberitakan tidak membayar buruh sesuai upah minimum kabupaten.

"Ini preseden buruk. Masa perusahaan daerah tidak bisa memberi contoh kepada perusahaan swasta," kata Ulil. HMI juga menuntut agar perusahaan-perusahaan di Jember mau memberikan jaminan sosial kepada para buruh.

Ayub Junaidi menyatakan siap memperjuangkan aspirasi para aktivis HMI. "Kami juga menolak kapitalisme dalam pendidikan. Saya juga setuju jika PDP memberikan contoh kepada perusahaan swasta lainnya. Dalam waktu dekat kami akan panggil PDP," katanya. [wir]

No comments: