30 January 2011

Aremanita: Berita 'KORUPSSI' di Majalah Tempo Fitnah!

Oleh: Yatimul Ainun (untuk beritajatim.com)

Pemberitaan investigasi Majalah Tempo yang dimuat di edisi 24-30 Januari 2011, dengan sampul yang bergambar kaos tim nasional Merah bertulis KORUPSSI Priiiit...! Banyak sandiwara di lapangan bola, terus menuai kritik dan kecaman dari para suporter fanatik Arema, Aremania dan juga Aremanita.

Salah satunya Azha Zania, Aremanita asal Landungsari, Kota Malang kepada beritajatim.com, Kamis (27/1/2011), yang mengaku sudah membaca investigasi Majalah Tempo itu hingga 6 kali.

"Itu baik secara individu, dan juga dibaca bareng-bareng bersama Aremanita dan Aremania. Selain itu, saya dan teman-teman juga mendiskusikan berita tersebut. Apa sesuai dengan fakta yang ada atau tidak," akunya.

Setelah mendiskusikan berita tersebut, jelas Azha, ada beberapa poin kritik untuk berita tersebut. Pertama, pihaknya berharap kepada semua media, terutama Majalah Tempo agar obyektif dalam segala pemberitaan. "Karena semua media, sudah tahu tugas dan fungsinya. Sudah ada kode etiknya sendiri bagaimana membuat berita itu," jelasnya.

Yang paling fatal dari pemberitaan Majalah Tempo itu, nilai Azha, Arema dikatakan sebagai anak emas PSSI. Padahal realitasnya tidak demikian. "Yang perlu diketahui oleh para suporter di Indonesia, bahwa Aremania dan Aremanita itu tetap konsisten menginginkan revolusi PSSI," akunya dengan nada bersemangat.

Namun, Arema dan Aremania juga Aremanita, beber perempuan berkelahiran 20 Oktober 1989 ini, tidak mau terjebak dan terpengaruh dengan persoalan politik antara PSSI dan Liga Primer Indonesia. "Saat ini, Aremanita dan Aremania masih konsentrasi mendukung Arema ke laga LCA," terangnya.

Selain itu, kritis pedas dan juga kecaman terhadap pemberitaan Majalah Tempo itu, juara yang diraih Arema olah-olah adalah hasil skenario. "Padahal, untuk meraih juara itu membutuhkan perjalanan panjang dari Robert Albert," katanya.

Bukan hanya itu, Robert, selaku pelatih yang berkualitas tinggi katanya, penuh dengan suka duka untuk membawa Arema juara di musim lalu. "Makanya, kalau menulis, dikoreksi dulu apa datanya sudah valid atau belum," katanya.

Misalnya, jelas Azha, Majalah Tempo menulis, saat Arema melawan Persija Jakarta, Arema kalah 2-1. Padahal, di laga itu Arema menang 5-1. "Itu kan sudah tidak akurat datanya. Sampai sekarang, saya punya datanya. Dan saya simpan itu," katanya tegas.

Ditanya apa langkah Aremania dan juga Aremanita melihat pemberitaan yang menganggap bahwa juara yang diperoleh Arema di ISL pada musim lalu itu diduga sebatas hadiah dari PSSI, Azha dengan tegas bahwa pihaknya masih melakukan konsolidasi dengan para Aremania dan Aremanita untuk meminta kepada pihak Manajemen Arema agar melakukan pengusutan atau mengingatkan Majalah Tempo terkait pemberitaan yang dinilai merugikan Arema itu.

"Yang jelas, kami tidak terima dibilang juara Arema musim lalu itu adalah hadiah dari PSSI. Dan itu adalah fitnah yang menjurus pada kebohongan. Soal katanya Arema dibiayai Bakrie group, itu tidak benar," katanya.

Mengapa? Karena pada musim lalu, Arema belum mendapatkan sponsor dari Ijen Nirwana, milik Bakrie group itu. "Saya tegaskan, kompetisi ISL musim lalu, tahun 2009-2010, Arema tak disponsori Nirwan Bakrie. Sponsor Ijen Nirwana itu baru pada musim ini, senilai Rp 4,5 Miliar, selama 2 tahun," ujarnya.

Jadi, tegas Aremanita yang pernah datang langsung ke Stadion Bukit Jalil Malaysia untuk menyaksikan Timnas Indonesia melawan Malaysia itu, tidak benar kalau juara Arema itu adalah hadiah atau penuh dengan sandiwara. "Misalnya musim lalu, pemain Arema sering mogok latihan akibat gaji 3 bulan telat. Kalau musim lalu banyak dana, tak mungkin pemain sampai mogok," jelasnya.

Namun, tambah Azha, yang patut dicontoh oleh klub lainnya, walaupun Arema selalu dirundung krisis finansial, semangat pemainnya tak pernah surut untuk menjadi sang juara di setiap kompetisi ISL. "Sekali lagi, berita di Majalah Tempo itu adalah fitnah yang menjurus pada kebohongan," tegasnya. [ain/kun]

No comments: