07 December 2010

Gara-Gara Limbah Kulit Kopi,
Asmak Ketemu Michael Ballack


Limbah kulit kopi membawa Asmak Afriliana ke Leverkusen, Jerman. Di sana, ia bertemu Michael Ballack, mantan kapten tim nasional Jerman. Sialnya (atau herannya), ia malah tak tahu siapa itu Ballack.

Semua berawal dari perhatian Asmak terhadap limbah kulit kopi di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo, tahun 2009. Di sana, kebun kopi milik rakyat di tanah-tanah Perhutani, menghasilkan tumpukan limbah kulit ari kopi. Ide itu muncul: bagaimana jika limbah itu dimanfaatkan sebagai kompos.

Asmak selama ini menekuni kuliah di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember. Ia tak pernah memelajari cara membuat kompos. Ia patut berterima kasih kepada 'Uncle Google' (sebutan untuk mesin pencari informasi Google), karena bisa memelajari cara pembuatan kompos dari internet.

"Saya memraktekan pembuatannya di rumah kontrakan. Sementara pembuatan pupuk cairnya saya lakukan di laboratorium kampus," kata Asmak. Limbah kulit kopi ini dicampur dengan kotoran ternak kambing. Sementara fermentasi menggunakan urin sapi.

Tahun 2010, Asmak mengembangkan pupuk buatannya dan mengubahnya menjadi model kompos blok atau dibuat berbentuk kotak. Kompos blok ini diujicobakan dengan kerjasama PT Perkebunan Nusantara XII dan Perhutani. Saat ini, di desa tersebut, ada 10 orang yang aktif membuatnya.

Asmak mengajukannya sebagai proposal untuk mengikuti sebuah program sains yang ramah lingkungan yang digelar oleh Bayern, sebuah perusahaan kimia di Jerman. Ia menjadi salah satu dari empat mahasiswa Indonesia yang bergabung dengan mahasiswa lain dari 18 negara. Total ada 60 mahasiswa yang ikut.

Mereka diajak berkeliling melihat pabrik-pabrik Bayern. Dan, di salah satu tempat latihan tim Bayern Leverkusen, mereka bertemu Michael Ballack. Semua terpesona dan senang. Hanya Asmak yang bingung: siapa sih Ballack? Belakangan, ia tersenyum geli, ketika tahu kalau Ballack adalah pemain top.

"Saya tidak suka lihat sepakbola. Apalagi, kalau siaran langsungnya malam hari," kata Asmak, membela diri. Hari ini, ia sudah berstatus alumnus kampus yang membesarkannya. Hari-hari ini pula, ia terus mengembangkan upaya pemberdayaan di bidang pertanian. Dan siapa tahu, mungkin ia kelak mau nonton siaran langsung sepakbola dan tak lagi pangling dengan wajah Ballack. [wir]

No comments: