24 November 2010

Banteng Betiri Seruduk PSSI?

Kehadiran kesebelasan Jember United Football Club adalah perpaduan dari kejutan dan keganjilan. Tidak ada yang bisa menerka awalnya, juga tak ada yang bisa menduga ujungnya. Apakah Jember United adalah bentuk perlawanan PSSI Jember terhadap ketidakadilan di PSSI pusat?

Klub berjuluk Banteng Betiri ini berdiri 10 November 2010, dan dimanajeri langsung oleh Sekretaris PSSI Jember Sirajuddin. Sirajuddin bukan orang baru dalam dunia sepakbola Jember. Ia pernah menjadi manajer Persatuan Sepakbola Indonesia Djember (Persid), dan berkeringat saat Persid tak punya cukup dana untuk berlaga di Divisi I musim 2009/2010.

Tak ada tanda-tanda sebelumnya bahwa Sirajuddin akan mendirikan Jember United. Pendirian Jember United baru tercium publik, setelah Sirajuddin pulang dari Surabaya, mengikuti pertemuan dengan sejumlah pengurus, petinggi sepakbola Jawa Timur, dan tokoh KONI Jawa Timur. Hadir dalam pertemuan itu beberapa pengurus konsorsium Liga Primer Indonesia. Salah satu agenda pembicaraan adalah turnamen Liga Jatim U-21 yang disponsori Medco, perusahaan Arifin Panigoro, sang Bapak Liga Primer Indonesia.

Liga Jatim U-21, hasil kerjasama KONI Jatim dan Medco, secara eksplisit memang tak disebut sebagai bagian dari Liga Primer Indonesia. Namun Sirajuddin membenarkan, ini upaya perluasan cakupan LPI. Liga Primer Indonesia untuk liga utama sudah jelas akan diisi oleh 18 klub yang dianggap sudah mapan dan terverifikasi. Liga Jatim U-21 ini untuk menampung klub-klub yang beminat dengan perbaikan di tubuh sepakbola Indonesia, namun belum bisa masuk ke dalam liga utama milik Liga Primer karena banyak hal.

Saya menilai, secara obyektif, dengan standar kualifikasi Liga Primer Indonesia, Jember memang belum bisa masuk. Banyak hal yang belum memenuhi standar kualifikasi itu, salah satunya masalah stadion. Selain itu, satu-satunya klub andalan Jember, Persid, agaknya lebih memilih berlaga di Divisi I.

Bahkan, kendati kembali gagal naik kasta ke Divisi Utama secara menyakitkan karena dikerjai wasit pada pertandingan terakhir, pengurus malah memilih menanti hasil dari faktor non teknis atau menanti 'belas kasih' dari PSSI agar tetap bisa lolos ke Divisi Utama.

Jauh-jauh hari Manajer Persid Sunardi pernah mengatakan kepada saya, tak berminat untuk ikut Liga Primer Indonesia. Ia menilai posisi Nurdin Halid di PSSI masih terlampau kuat. Sunardi jelas tak mau Persid 'di-Persebaya-kan' alias dibikin hancur seperti Persebaya Surabaya yang saat ini terbelah.

Di lain pihak, Sirajuddin yang sudah banyak asam-garam dan merasakan bagaimana rasanya dikerjai faktor-faktor non teknis, mendukung perlunya perbaikan sepakbola nasional. Jika dilihat secara seksama pendirian Jember United sebenarnya adalah upaya untuk mendukung perbaikan sepakbola nasional itu, dengan mengikuti Liga Jatim U-21.

Kenapa tak menggunakan Persid U-21? Sirajuddin mengatakan dua alasan: pertama, tak mau memunculkan kesalahpahaman dengan pengurus Persid, dan kedua, ingin Jember memiliki 'merk dagang' baru yang lebih bisa dijual di dunia sepakbola.

Kalangan suporter Jember sempat sewot, karena Sirajuddin lebih memilih mengirimkan Jember United untuk berlaga ke Liga Jatim U-21 daripada Persid. Suporter menuduh PSSI Jember tak mendukung pembinaan usia berjenjang di Persid.

Kegeraman suporter Jember ini bisa dipahami. Namun, sejatinya, dengan memilih mengirimkan Jember United daripada Persid U-21 untuk berlaga di Liga Jatim U-21, sebenarnya PSSI Cabang Jember justru melakukan penyelamatan terhadap Persid dan sepakbola Jember.

Pertama, kendati disebut bukan sebagai bagian Liga Primer Indonesia, turnamen Liga Jatim U-21 disponsori oleh Arifin Panigoro. Pengurus pusat PSSI saat ini sangat sensitif terhadap apapun yang berbau Arifin dan Medco. Laga amal Persebaya versus Indo Holland pun dipersulit. Kita tidak tahu, apakah PSSI akan bereaksi serupa terhadap turnamen Liga Jatim U-21 ini.

Tentu akan menjadi pukulan telak bagi Persid yang saat ini berharap masuk Divisi Utama melalui jalur nonteknis, jika tiba-tiba pengurus pusat PSSI menilai Persid melakukan pembangkangan karena mengikuti turnamen yang digagas KONI dan Medco tersebut.

Kedua, Jember United tetaplah bagian dari pembinaan sepakbola Jember. Sirajuddin mengatakan, 25 pemain Jember United berasal dari klub-klub lokal anggota PSSI Jember yang dipilih melalui seleksi. "Kami berkomitmen 90 persen pemain Jember United adalah pemain asli daerah," katanya.

Lagipula tidak ada yang salah dengan pengikutsertaan pemain-pemain kategori usia U-21 ini. Solo FC yang notabene didirikan oleh pengurus Persis Solo juga diisi pemain-pemain muda U-21 untuk ikut serta dalam LPI. Begitu pula halnya Persema Malang.

Ketiga, dengan membentuk Jember United, PSSI Jember sebenarnya tengah memasang badan dan menjadikan dirinya bemper. Perlu diingat, PSSI Jawa Timur tengah 'bergolak', menyusul mundurnya Haruna Soemitro. Dalam waktu dekat, akan ada pemilihan ketua baru oleh pengurus-pengurus cabang PSSI.

PSSI Jember bisa dipetakan sebagai pengurus cabang yang menginginkan perubahan di tubuh PSSI Jawa Timur. Informasi yang diterima beritajatim.com, pengurus cabang PSSI di wilayah eks karesidenan Besuki cenderung memilih sosok Dhimam Abror Djuraid sebagai ketua PSSI Jatim.

Pertanyaan penting berikutnya adalah: setelah mengikuti kompetisi Liga Jatim U-21, hendak ke manakah Jember United?

Pertanyaan ini yang agaknya masih gamang dijawab oleh Sirajuddin. Sirajuddin pernah mengatakan, Liga Primer Indonesia adalah terobosan bagus dan menarik untuk diikuti. Namun, ia tak terburu-buru untuk menerjunkan Jember United ke ajang ini. Apalagi, sebagaimana dikemukakan di awal, Jember belum memenuhi cukup syarat.

Jika ingin profesional betul, Jember United haruslah berbentuk badan usaha perseroan terbatas dan tidak berharap kucuran dana dari APBD. Jika masih berharap kucuran dana dari APBD, jelas akan bersaing dengan Persid.

Jember United punya modal. Selain nama yang terdengar 'selling' (menjual), klub ini juga dimotori putra bupati MZA Djalal, Diponegoro. Ini tentu cukup menarik investor untuk ikut membiayai Jember United. Apalagi, Jember United dijanjikan mengikuti sebuah kompetisi liga yang 'tidak memiliki tambahan ongkos-ongkos non teknis'. Jadi dari sisi pembiayaan dan penggunaan anggaran bisa lebih dipertanggungjawabkan.

Liga Primer Indonesia akan digelar Januari 2011. Pengurus Jember United tentu bisa menyimak guliran liga tersebut. Ada keinginan Jember United bergabung dengan LPI tahun 2012. Jika demikian adanya, pembentukan Jember United tahun ini adalah tepat, karena dengan demikian Jember tidak ketinggalan kereta dalam arus perubahan sepakbola Indonesia.

Selama datang dan berjuang, Banteng Betiri. Masyarakat Jember menanti serudukan prestasimu! [wir/but]

No comments: