05 February 2010

'Merpati' di Bandara Jember

Hampir dua tahun sejak uji coba bandara selama tiga bulan pada 2008 silam, Bandara Notohadinegoro tidak difungsikan. Bandara itu kini menjadi tempat latihan penerbangan dan pendaratan merpati.

Merpati di sini bukan nama maskapai, tapi burung merpati sesungguhnya. Orang Jawa Timur bilang: andokan doro. Saat Komisi C DPRD Jember melakukan inspeksi mendadak, tiga orang sedang melatih 16 ekor burung merpati balap yang biasa digunakan untuk lomba adu cepat, di tepat tepi landasan pacu.

"Saya baru sekali ini melatih merpati di sini, Pak. Biasanya di Curah Kates," kata Ribut Haryanto, pemilik burung merpati. Ia sempat takut, saat didatangi Sekretaris Komisi C DPRD Jember Ayub Junaidi.

Burung-burung merpati itu biasanya diikutkan dalam lomba di Jember, Surabaya, dan Bali. Ribut memilih melatih merpati-merpatinya di area dekat landasan pacu pesawat, karena angin berembus kencang. "Anginnya bagus. Tapi saya kalau andokan tidak di atas aspal (landasan pacu). Kalau di atas aspal kan panas. Merpatinya tidak mau," katanya.

Ponadi, petugas keamanan Bandara Notohadinegoro mengatakan, ada larangan bagi warga untuk menggunakan area landasan pacu maupun sekitarnya untuk kegiatan di luar fungsi penerbangan. "Andokan merpati tidak boleh. Baru sekali ini saya lihat," katanya.

Beberapa tahun lalu, landasan pacu sepanjang 1.225 meter itu pernah digunakan untuk kebut-kebutan sepeda motor. "Tapi sekarang sudah tak ada sama sekali, Pak," kata Ponadi.

Ponadi mengatakan, untuk mengamankan bandara dengan luas lahan 150 hektare itu, dirinya harus mendekati warga sekitar. "Kami menemui tokoh masyarakat untuk menjelaskan dan sama-sama menjaga," katanya.

"Saya tidak bisa menyalahkan masyarakat kalau ada seperti ini, karena memang bandaranya tak pernah digunakan," kata Ayub Junaidi. [wir]

No comments: