17 February 2010

Bonek Jember Linglung, Orang Tua Hanya Bisa Menangis

Kondisi Ryan Bachtiar (17), Bonek asal Jember yang diduga menjadi korban penganiayaan polisi khusus kereta api, membuat orang tuanya menangis setiap hari. Hari ini semestinya Ryan kembali berobat ke dokter, namun gagal karena tak punya biaya.

"Ryan sekarang sulit berkomunikasi. Ia lupa-lupa ingat. Mau makan sendiri sulit, mau ngomong juga sulit. Pembawaannya marah melulu," kata Vina Andrawati, bibi Ryan, Rabu (17/2/2010).

Melihat kondisi Ryan yang lemah seperti kembali ke masa bayi, Titin Kusumawati, sang ibunda, hanya bisa meneteskan air mata. Tak ada yang bisa diharapkannya, kecuali keadilan dari Tuhan.

Gara-gara penganiayaan ini, Ryan mengalami gegar otak berat dan remuk sebagian tulang tempurung, dan belum memperoleh penanganan dengan baik hingga saat ini. Kisah penganiayaan terhadap Ryan yang tinggal di Jalan Bungur Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang ini sebenarnya terjadi sebulan lalu, seusai menyaksikan laga big match Persebaya versus Arema Malang di Surabaya. Penganiayaan terjadi di atas Kereta Api Mutiara Timur Malam jurusan Surabaya-Banyuwangi. Ia dituduh naik kereta api tanpa membayar tiket.

"Hari ini waktunya kontrol ke dokter, Mas. Tapi tak bisa karena tak punya biaya. Sekali kontrol biayanya Rp 750 ribu. Kami dapat uang dari mana," kata Vina. Sejauh ini, keluarga sudah menghabiskan uang Rp 47 juta. Itu semua diperoleh dari berutang.

Dr. Andre Kusuma, dokter yang menangani Ryan, mengatakan, Ryan berpotensi cacat. "Butuh waktu lama untuk pemulihan ke kondisi semula. Biayanya juga besar," katanya.

Otak depan Ryan mengalami goncangan serius. Ia sempat tak sadarkan diri selama sehari. Kemungkinan besar, ia terbentur benda tumpul. Akibat benturan keras dengan benda tumpul itu, terjadi pembengkakan otak dan pecah tempurung.

Akibat sakit yang dialaminya, menurut Vina, Ryan meliburkan diri dari sekolah selama setahun. "Mau bagaimana lagi. Kondisinya seperti itu," katanya.

Amiruddin, Wali Kelas Ryan di SMA Pahlawan, membenarkan adanya dipensasi untuk Ryan. "Tidak masalah, nanti kalau sudah sembuh total bisa sekolah kembali," katanya. [wir]

No comments: