21 January 2010

Berdebat Soal Century Atau Sengkuni


DPRD Jember jelas jauh dari urusan skandal Bank Century. Di sana tidak ada wayang kulit, namun nama Sengkuni jadi pembahasan. Namun urusan penyebutan Century dan Sengkuni jadi bahan perdebatan.

Hal ini terjadi dalam rapat koordinasi antara Komisi A, Komisi C, dan Pemerintah Kabupaten Jember, di gedung Dewan, Kamis (21/1/2010). Mereka membahas alokasi dana desa senilai Rp 500 juta per desa.

Sejumlah anggota Komisi C Bidang Pembangunan dan Keuangan mengkritik persiapan pelaksanaan ADD itu. Petunjuk pelaksanaan teknis ADD yang sudah dianggarkan dalam APBN 2010 hingga lebih dari Rp 120 miliar, ternyata belum kelar.

"ADD ini proyek coba-coba. Dalam pointers mengenai pelaksanaan disebutkan, Tim Pengadaan Barang/Jasa dibentuk oleh masyarakat melalui forum Musyawarah Desa. Tujuannya memberikan pembelajaran kepada masyarakat dalam proses manajemen pembangunan. Saya khawatir ini pelajaran pahit bagi masyarakat (kalau terjadi kesalahan). Konteksnya sekarang seharusnya bukan lagi pembelajaran, tapi profesionalisme," kata Yudi Hartono, anggota Komisi C.

Agus Sofyan dari Komisi C, mempertanyakan kapan juklak dan juknis selesai. Ia melihat unsur di tingkat kabupaten belum siap melaksanakan program ADD. "Di tingkat kabupaten masih seperti ini, apalagi teman-teman di desa," katanya.

Masrur, anggota Komisi C dari Partai Hanura, mengkritik budaya kronisme dalam pelaksanaan ADD. "Biasanya yang diberdayakan adalah kroni kepala desa. Kalau nanti alokasi tak sesuai dengan harapan masyarakat, pasti banyak disoroti," katanya.

Kritisisme sejumlah anggota Komisi C ini rupanya disalahpahami oleh Sumpono dari Komisi A. Ia menilai kawan-kawannya seharusnya tak perlu bertele-tele memprotes dana ADD, mengingat anggarannya sudah disahkan. Ia lalu mengucapkan kata-kata yang terdengar mirip.

Sepintas sebagian hadirin di ruang rapat mendengar Sumpono mengatakan, "Jangan seperti Century." Namun, beberapa anggota Dewan lain mendengarnya berkata, "Jangan seperti Sengkuni." Sengkuni adalah tokoh pengkhianat dan penjilat dalam pewayangan. Pernyataan terakhir ini yang sempat membuat beberapa anggota DPRD Jember panas. "Ini masukan, bukan Sengkuni," kata Masrur.

"Karena waktu mau sore, dikerucutkan saja persoalannya. Kalau ngomong Sengkuni, Century, susah," kata Karimullah, anggota Komisi C dari Golkar. [wir]

No comments: