22 June 2009

SBY Jangan Melarang Kritik Lawan Politik

Susilo Bambang Yudhoyono sebaiknya tidak melarang lawan politik atau rivalnya dalam pemilihan presiden melakukan kritik. Lebih baik, SBY menjawab kritik tersebut dengan proporsional.

Direktur Eksekutif Strategic Political Intelligence Hamid Basyaib mengatakan ini, Senin (22/6/2009). "Kalau SBY keberatan dengan kritik lawannya, lebih baik dijawab substansinya. Jangan bilang 'kamu jangan ngomong begitu'. Jangan atur-atur orang agar tak boleh omong begini dan begitu," katanya.

Menurut Basyaib, apa yang dilakukan kubu SBY bisa memunculkan ketidaksukaan publik. Publik bisa menilai SBY arogan, karena menyebut orang lain tidak santun, dan menyebut diri sendiri sebagai ksatria. "Klaim-klaim SBY semacam itu membosankan. Isinya itu-itu saja: 'saya ksatria', dan sebagainya. Saya kira hal-hal ini kurang relevan," katanya.

Model kampanye SBY seperti itu bisa kontraproduktif. Dukungan publik akan turun, sementara dukungan terhadap kandidat lain yang inovatif justru akan meningkat.

Basyaib juga mengritik kampanye pilpres satu putaran sebagai bentuk kampanye yang bisa dinilai arogan. "Satu atau dua putaran terkait kepentingan undang-undang. Tidak hanya seorang calon harus memperoleh 50 persen plus satu suara, tapi juga mendapat 20 persen di 17 provinsi. Jadi satu putaran tidak mudah," katanya. [wir]

No comments: