02 June 2009

Pemilu Picu Skandal Seks PPK

Pemilihan umum ternyata tidak hanya membuat sejumlah penyelenggara jatuh sakit. Lebih gawat lagi, pemilu bisa memicu perselingkuhan di tingkat panitia pemilihan kecamatan.

Anggota Komisi Pemilihan Umum Jember sempat dibikin kelabakan oleh kisah perselingkuhan ini. Perselingkuhan melibatkan salah satu ketua PPK dengan anggotanya sendiri. Ketty Tri Setyorini, salah satu anggota KPU Jember, terpaksa turun tangan langsung menangani persoalan.

"Ternyata masa proses penghitungan suara yang lama bisa menyebabkan cinta lokasi," kata Setyorini kepada beritajatim.com, Selasa (2/6/2009).

Setyorini enggan menyebutkan identitas sang ketua dan anggota PPK itu. Maka, mari kita sebut saja mereka dengan nama samaran: sang ketua PPK bernama Tohari, dan sang anggota PPK bernama Maryatun.

Sebenarnya, Tohari sudah beristri, dan Maryatun juga sudah bersuami. Kebetulan, Maryatun tengah dilanda krisis rumah tangga. Ia tengah menjalani proses perceraian dengan sang suami.

Mulanya, Tohari bermaksud menghibur sang anggota agar tak berlarut-larut gundah memikirkan persoalan rumah tangga. Sang ketua PPK khawatir kegundahan berlebihan akan menghambat kerja anggotanya, dalam proses penghitungan suara pemilu legislatif.

Namun rupanya niat menghibur itu kebablasan. Tohari dan Maryatun malah saling jatuh hati, dan terlibat hubungan terlarang layaknya suami istri. Kondisi juga mendukung cinta terlarang itu: keduanya sering tak pulang ke rumah selama berhari-hari, karena sibuk mengurusi pemilu legislatif.

Rupanya, hubungan terlarang itu tercium oleh istri Tohari. Sebut saja namanya Sri. Suatu hati, Sri menyuruh anaknya untuk menguntit Tohari. Ternyata benar saja, sang anak memergoki sang ayah bertemu dengan wanita lain.

Meledaklah amarah Sri. Ia pun berangkat ke kantor KPU Jember, untuk menemui Ketua KPU Sudarisman. Di hadapan Sudarisman, Sri mencurahkan segala gundahnya dan menangis pilu. Bahkan, ia meyakini kalau Tohari berada di bawah pengaruh guna-guna.

Sudarisman pun kebingungan, dan meminta Ketty Tri Setyorini untuk menangani persoalan itu. Setyorini yang selama ini dikenal sebagai aktivis perempuan pun bertindak cepat. Ia menggelar pertemuan tri partit yang melibatkan Tohari, Maryatun, dan Sri.

Hasilnya cukup memuaskan. "Saya beri nasehat. Semoga tak terjadi lagi hal seperti ini," katanya.

Setyorini mengatakan, sudah saatnya semua pihak memikirkan dampak pelaksanaan pemilu yang berkepanjangan bagi penyelenggara. "Ternyata ada dampak yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya. Rasa capek dan lelah yang berlebihan bisa menciptakan imajinasi yang lain, baik atau buruk tergantung individu masing-masing," katanya. [wir]

No comments: