16 June 2009

Ekonomi Syariah Tidak Sama dengan Negara Islam

Ekonomi syariah sejalan dengan upaya penciptaan kemandirian bangsa. Pemimpin yang ingin menerapkan ekonomi syariah sebagai bagian perekonomian nasional, harus didukung dan dilindungi dari intervensi negara-negara barat yang menerapkan perekonomian liberal.

Pandangan ini dikemukakan Direktur Islamic Finance Development Institute, Muhammad Nafik, Selasa (16/6/2009). Ia yakin ekonomi syariah bisa diterapkan di Indonesia. "Ekonomi syariah tidak berarti Indonesia akan menjadi negara Islam. Selama ini kita memakai sistem ekonomi kapitalis, tapi kita tidak pernah merasa takut menjadi negara kapitalis," katanya.

Menurut Nafik, perkembangan perekonomian syariah cukup pesat dan sudah diterima oleh negara-negara Eropa sekalipun. Di Malaysia, perbankan sudah mengadopsi ekonomi syariah secara luas, dan saat krisis terjadi, perekonomian negara ini masih tangguh.

"Ini perang mazhab ekonomi. Kenapa kita masih saja mengadopsi ekonomi kapitalis yang gagal, sementara China sudah percaya diri mengadopsi sistem ekonomi sendiri," kata Nafik.

"Ekonomi syariah mengajarkan kita kemandirian. Motif ekonomi syariah adalah tolong-menolong. Bagaimana kita bisa menolong orang lain, kalau kita tak bisa mandiri," tambah Nafik.

Indonesia tidak perlu khawatir jika nanti benar-benar mencoba menerapkan ekonomi syariah. Di tingkat internasional, ada Islamic Development Bank yang siap membantu. "Ini kan karena negara Barat takut ekonomi syariah besar. Kalau besar, kita tidak bisa lagi menjadi subordinat. Kalau kita jadi subordinat, kita akan selalu jadi objek," papar Nafik.

Nafik membenarkan, calon presiden nomor tiga Muhammad Jusuf Kalla memang sejak dulu selalu memperkenalkan dan mengupayakan ekonomi syariah. "Baguslah ini menjadi kampanye Pak Jusuf Kalla. Kita berharap ini diterapkan betul, kalau beliau menjadi presiden. Bangsa Indonesia akan mendukung, jika ada pemimpin yang ingin menegakkan kemandirian," katanya.

Kemandirian ini harus dimulai dari mental. Sudah saatnya, menurut Nafik, bangsa Indonesia mengubah mental yang merasa tidak bisa jika tanpa bantuan orang lain. Saat ini, Indonesia ditopang utang yang luar biasa besar. Utang pemerintah tahun 2000 mencapai Rp 1.234 triliun, dan tahun 2009 menjadi Rp 1.700 triliun.

Dalam kampanye dialogis dengan sejumlah buruh usaha kecil menengah, tukang ojek dan pemulung di kawasan Cakung, Jakarta Timur, Minggu (14/6), JK berjanji akan menaikkan peranan ekonomi syariah di Indonesia hingga 25 persen jika dirinya terpilih menjadi Presiden.

Menurut JK, ekonomi syariah terbukti mampu menghadapi guncangan daripada ekonomi kapitalis dalam menghadapi krisis keuangan global. Namun, saat ini peranan ekonomi syariah saat ini hanya 2-3 persen. [wir]

No comments: