06 May 2009

Mau Dikudeta, Ketua Golkar Kram Perut

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Jember Yantit Budi Hartono langsung kram perut, begitu mendengar sejumlah kader dan pengurus kecamatan hendak melakukan kudeta terhadapnya.

"Begitu saya mendengar, emosi saya langsung naik. Perut saya langsung sakit. Ini merah-merah semua," kata Yantit, Rabu (6/5/2009), menunjukkan garis-garis merah di perutnya, sebagaimana umumnya bekas kerokan.

Emosi juga mendongkrak tekanan darah Yantit. Alhasil, ia langsung menenggak obat sakit kepala.

Sebagaimana diberitakan, Selasa (5/5/2009), sedikitnya 18 pengurus kecamatan Golkar menuntut Dewan Pimpinan Pusat segera memecat Ketua DPD Partai Golkar Jember, Yantit Budi Hartono. Sebagian PK di Jember sudah kehilangan kepercayaan terhadap Yantit.

Yantit dianggap gagal, karena dalam pemilu legislatif perolehan suara Gplkar anjlok lebih dari 50 persen. Mereka juga mencurigai adanya penyelewengan keuangan di tubuh partai itu.

Yantit menegaskan, orang-orang yang hendak mendongkelnya memang sejak lama selalu membuat situasi Golkar Jember tak stabil. Sewaktu, ia berada di Hotel Borobudur Jakarta dalam rangka konsolidasi Golkar, 21 April lalu, sejumlah oposan itu menemui pengurus Golkar pusat untuk menyampaikan semacam surat mosi tak percaya terhadap Yantit.

Perlawanan terhadap Yantit langsung direspon oleh pendukung sang ketua. Sebanyak 21 pengurus kecamatan yang tergabung dalam Forum Kader Partai Golkar langsung melayangkan surat klarifikasi dan dukungan kepada Dewan Pengurus Partai Golkar.

Dalam surat yang ditunjukkan Yantit kepada beritajatim.com, disebutkan adanya 18 nama kader Partai Golkar yang melakukan gerakan sakit hati untuk melawan Yantit. Dari 18 orang itu, 11 orang di antaranya adalah calon legislator yang gagal.

Surat pendukung Yantit itu ditandatangani oleh Ketua Forum kader M. Syamsoen Masane dan 21 ketua pengurus kecamatan. Menurut Syamsoen dalam suratnya, para kader tersebut telah melakukan gerakan yang merusak agenda partai dalam menghadapi pemilihan presiden.

Forum Kader Partai Golkar menuntut agar kader yang sengaja telah mempelopori provokasi untuk dinonaktifkan dari kepengurusan Golkar Jember. Mereka juga menuntut agar kader yang terpilih dalam pemilu legislatif lalu untuk di-recall (diganti antar waktu), karena tak ikut menjaga stabilitas partai.

Yantit mengatakan tak akan memecat kader-kader Golkar yang berupaya mendongkelnya. "Sebagai orang tua saya akan memanggil dan menjewer telinga mereka yang nakal. Mereka akan saya beri teguran lisan. Masa orang tua tega membunuh anaknya sendiri yang nakal," katanya.

Yantit optimistis, konflik yang muncul di tubuh Partai Golkar Jember tak akan mempengaruhi upaya pemenangan Jusuf Kalla - Wiranto dalam pilpres. Menurutnya, jumlah kader menentangnya hanya sedikit.

"Bahkan, enam pengurus kecamatan yang tadinya menandatangani surat dukungan kepada mereka untuk mempertanyakan dana kampanye, sudah mencabut tanda tangan mereka. Mereka merasa ditipu," kata Yantit. (wir/eda)

No comments: