Manifesto Padi

Kristiani Yudhoyono Lebih Cantik Kalau Mau Berjilbab...

Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono diyakini akan mempertimbangkan dinamika politik, yang mempersoalkan penampilan istri mereka, Kristiani Herawati Yudhoyono dan Herawati Boediono yang tak berjilbab.

Keyakinan ini disampaikan Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Mahfudz Sidik, saat dihubungi beritajatim.com via ponsel, Selasa malam (26/5/2009). Ia menilai, persoalan istri berkerudung atau tidak ini dimunculkan sebagai bentuk persaingan antar kandidat. "Tapi kalau jadi sentimen di grass root ya mungkin saja," katanya.

Isu istri tak berjilbab akan menjadi tantangan tersendiri bagi SBY-Boediono. Jika isu tersebut memang mempengaruhi sentimen pemilih, Mahfudz beranggapan, pasangan SBY-Boediono patut mempertimbangkannya. Ini agar persoalan itu tidak menjadi handicap

Mahfudz percaya, SBY senantiasa mencermati perkembangan dinamika politik yang ada. "Saya lihat waktu menerima dukungan dari Perti, Bu Ani pakai kerdung dan baju muslimah warna putih. Lebih mempesona dan anggun," katanya.

Mahfudz mengakui, persoalan isu jilbab atau tak berjilbab di luar petimbangan Majelis Syuro PKS untuk berkoalisi dengan SBY-Boediono. "Kita ini sedang memilih calon presiden-wakil presiden, bukan istri calon presiden dan istri calon wakil presiden," katanya.

Mahfudz menjelaskan, dukungan kepada SBY-Boediono adalah faktor kesamaan platform. Salah satu platform adalah orientasi ekonomi kerakyatan dan independensi ekonomi nasional. "Boediono memang kuat stigma neoliberalismenya. Tapi bagi PKS, apapun stigma Boediono tidak jadi persoalan serius, karena diikat platform ekonomi," katanya.

Dewan Pimpinan Pusat PKS akan melakukan sosialisasi keputusan Majelis Syuro hingga pertengahan Juni mendatang. "Kami akan menjelaskan isi kontrak politik dengan SBY," kata Mahfudz.

DPP PKS juga akan menyosialisasikan informasi mengenai dinamika politik berkembang. "Sehingga kader dan konstituen bisa memahami dan tidak terhasut oleh informasi yang muncul," kata Mahfudz. (wir/bj0)