21 May 2009

Adik Korban Hercules, Wartawan Surabaya Pagi Syok

Isma Hakim Rahmat akhirnya kembali ke tanah kelahirannya, Jombang, Kamis (21/5/2009). Namun, wartawan Surabaya Pagi ini datang dalam duka, setelah adiknya, Firdauz Yuyun Negara, menjadi korban dalam kecelakaan pesawat Hercules di Magetan.

"Wajah yang tidak bisa aku lupakan. Wajah adikku yang sangat lugu itu. Sorot matanya aku masih ingat betul. Lugas, jujur, dan senyumannya mirip sekali dengan Bibi Ning, ibunya," tulisnya dalam surat elektronik kepada saya, Kamis (21/5/2009).

Surat elektronik berisi kisah kenangan tentang sang adik juga ditayangkan di halaman Facebooknya.

Firdauz berpangkat terakhir Letnan Satu. Dalam usia 30 tahun, ia menjadi co-pilot di Hercules C-130. Bersama Isma, ia tumbuh di Dusun Jeruk, Desa Jatiwates, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang.

"Rasanya baru kemarin aku bersama Firdauz Yuyun Negara bersenda gurau. Kita berdua bermain bersama, manjat pohon asam bersama. Main sepeda pancal bersama," kata Isma.

Isma mendapat kabar sang adik menjadi korban di Magetan, setelah mendapat pesan pendek dari Nur Kumala, adiknya yang lain yang tinggal di Jombang. "Mas, ada kecelakaan pesawat di Magetan. Tolong lihat di TV, katanya dik Fir, ikut di dalamnya,” begitulah isi SMS itu.

Firdauz dan Isma sebenarnya bukan saudara kandung. Namun, sejak kecil, orang tua Firdauz, Zaenal Fanani - Muslikah, yang merawatnya. Bahkan, Muslikah ikut menyusui Isma.

Firdauz kecil menyukai sepakbola. Bersama Isma, ia dilatih langsung oleh paman mereka, M. Cholison, yang pernah menjadi pemain kesebelasan Niac Mitra dan Persebaya Surabaya.

Firdaus dikenal pendiam dan penurut. Isma ingat, sang adik suka makan asam mentah.

Isma dan Firdauz mulai berpisah jalan karena kesibukan masing-masing, saat menginjak bangku SMA. Isma memilih masuk Fakultas Pertanian di Universitas Jember. Sementara, Firdauz masuk ke Akademi Angkatan Udara tahun 1997 dan lulus tahun 2001. "Kalau bisa jadi Jenderal, Mas. Tapi kalau tidak bisa ya jadi mantunya Jenderal," katanya, tertawa.

Zaenal Fanani sering membanggakan putranya di hadapan Isma. "Anakku iki loh sing ngganteng dewe, masuk Akabri Udara. Wah, prestasinya oke. Calon Pilot loh, kim," katanya kepada Isma suatu kali.

Firdauz menikah dengan Analisa Listya Ningrum. Namun, keduanya belum dianugerahi putra, hingga akhirnya Firdauz kembali menghadap Tuhan.

"Rasanya aku ingin sekali mengabarkan kepada dunia: bahwa korban co. pilot di pesawat itu adik saya," kata Isma.

"Firdauz Yuyun Negara sudah memberi kami sekeluarga kebanggaan. Segudang harapan, dan kebanggaan. Walau hanya sekejap. Bagi kami itulah hidup. Hidup ini sudah memiliki peran masing – masing. Kita dituntut untuk ikhlas," kata Isma.[wir/ted]

No comments: