10 November 2008

Pidato Bung Tomo, 10 November 1945

"Selama Banteng - Banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membasahi secarik kain putih, merah dan putih, maka selama itu, tidak akan kita mau menyerah pada siapapun juga..."


Bismillahi rokhmanir rakhim.

Merdeka

Saudara - saudara rakyat jelata diseluruh indonesia
terutama saudara - saudara penduduk kota Surabaya
Kita telah mengetahui bahwa hari ini tentara ingris telah
menyebarkan pamflet - pamfet yang memberikan ancaman pada kita semua.

Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka
tentukan menyerahkan senjata - senjata yang telah
kita rebut dari tangan tentara Jepang.
Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan.
Mereka telah mita supaya kita datang semua pada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah pada mereka.

Saudara - saudara didalam pertempuran - pertempuran yang lampau,
kita sekalin telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya,
yang berasal dari Sulawesi, pemuda - pemuda yang berasal daari Bali,
pemuda - pemuda yang berasal dari Kalimantan,
pemuda - pemuda yang berasal dari Sumatra, pemuda Aceh, pemuda Tapanuli dan seluruh pemuda yang berada di Surabaya ini.

Di dalam pasukan - pasukan mereka masing -masing dengan pasukan rakyat yang dibentuk dikampung - kampung telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol,
telah menunjukkan satu kekuatan hingga mereka itu terjepit di mana - mana.
Hanya karena taktik yang licik dari mereka itu saudara - saudara,
dengan mendatangkan Presiden dan Pemimpin - pemimpin lainnya ke Surabaya ini,
maka kita tunduk untuk memberhentikan pertempuran.
Tetapi pada masa itu, mereka telah memperkuat diri, dan setelah kuat, sekarang inilah keadaannya.

Saudara - saudara, kita semuanya - kita bangsa Indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tangtangan tentara Inggris itu, dan kalau pimpinan tetara Inggris yang ada di Surabaya ingin mendengar jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini, dengarkan lah ini tentara Inggris!

Ini jawaban kita, ini jawaban rakyat Surabaya, ini jawaban pemuda Indonesia, kepada kau sekalian hai tentara Inggris! Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk padamu! Kau menyuruh kita membawa senjata - senjata yang telah kita rampas dari tentara Jepang untuk diserahkan kepadamu. Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekalian akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan seluruh kekutan yang ada! Tetapi inilah jawaban kita

"selama Banteng - Banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membasahi secarik kain putih, merah dan putih, maka selama itu, tidak akan kita mau menyerah pada siapapun juga"

Saudara - saudara rakyat Surabaya bersiaplah. Keadaan genting. tetapi saya peringatkan sekali lagi jangan mulai menembak, baru kalau kita ditembak, maka kita akan ganti menyerang meraka itu! Kita tunjukkan bahwa kita ini adalah orang - orang yang benar - benar inggin merdeka! Dan untuk kita saudara - saudara, lebih baik hancur lebur dari pada tidak merdeka!

Semboyan kita tetap! Merdeka atau Mati! Dan kita yakin saudara - saudara, pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh kepada kita. Sebab Allah selalu berpihak kepada yang benar.
Percayalah saudara - saudara. Tuhan akan melindungi kita sekalian.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Merdeka

dikutib dari buku : DR H Roeslan Abdulgani - Seratus hari diSurabaya yang Menggemparkan Dunia, yayasan Idayu - Jakarta, 1980

No comments: