03 October 2008

Bandara Jember Diserbu Fans Dewi Perssik

Bandara Notohadinegoro Jember diserbu puluhan warga dari berbagai usia, Jumat (3/10/2008). Mereka ingin menyaksikan artis dangdut Dewi Perssik yang hendak bertolak ke Surabaya dengan pesawat Let 410.

Para penggemar Dewi Perssik berada di halaman bandara. Mereka menanti sang idola di pintu masuk ruang check in. Bahkan ada sebagian yang duduk-duduk di tepi landasan pacu pesawat (runway), walau tak terlalu dekat.

Rombongan Dewi terdiri dari tujuh orang, hendak kembali ke Jakarta setelah berlebaran di Jember, kota kelahiran Dewi. Mereka diantarkan ke bandara oleh keluarga besar Dewi, termasuk kedua orang tuanya Mochammad Abdil dan Sri Munah. Kakak-kakak Dewi juga datang dengan membawa anak-anak mereka.

Kendati di Jember, Dewi tidak lepas dari tampilan trendi. Ia mengenakan bandana, berhem merah, dengan rompi dan celana jins abu-abu. Sepatunya boots hitam yang kusam karena terkena debu.

Para penggemar berteriak-teriak memanggil, saat Dewi berada di pintu masuk ruang check in. "Mbak Dewi, Mbak Dewi..." Mereka berebut untuk bersalaman dan mengambil gambar dengan kamera atau kamera ponsel.

Petugas bandara tampak kewalahan menahan para fans ini agar tak masuk ke dalam ruang check in. Dewi pun tak segera masuk ke dalam ruang check in. Ia menyempatkan diri melayani penggemarnya.

Dewi juga sempat diwawancarai untuk keperluan promosi sebuah biro perjalanan, yang memberinya tiket gratis selama setahun untuk bepergian ke Jember. Ia juga diwawancarai via ponsel oleh Radio Republik Indonesia

Achmad Hafidz, Aviation Security, meminta agar rombongan segera masuk, karena pesawat harus segera berangkat. Dewi pun memeluk ayah dan bundanya. Ia cium dahi keduanya, bersimpuh di kedua kaki mereka, dan menyentuh telapak kaki.

"Cepat sembuh, Ya," Dewi memeluk dan mencium salah satu keponakannya.

Rombongan berjalan bergegas ke appron, tempat pesawat buatan Cekoslowakia itu menanti. "Ini pesawat yang bikin Dewi Perssik seneng, karena bisa ketemu keluarga dengan cepat," katanya di depan kamera televisi.

Hafidz pun tampak tak sabar melihat Dewi masih disapa oleh beberapa orang kru bandara. "Ayo cepatlah. Hujan. Mbak Dewi kan bukan sekarang saja ke Jember," katanya, menunjuk langit yang memang mendung.

"Terima kasih." Dewi menyapa orang-orang di sekitarnya, sebelum menghilang di dalam pesawat.

Let 410 milik maskapai Tri MG melesat ke udara, disertai lambaian tangan orang tua dan kerabat Dewi. Sampai jumpa lebaran tahun depan. (*)

No comments: