21 May 2008

'Sempurna' untuk Istriku Tersayang

Aku menghadiahi istriku koor lagu 'Sempurna' dari stadion Notohadinegoro. Sebuah kejutan untuk istriku, karena telah bersedia melengkapi hidupku bersama Neo, anakku.

Rabu malam ini musik rock pulang ke Jember. Andra and The Backbone, sebuah band rock yang digawangi gitaris Dewa 19 Andra Junaidi, vokalis Dedy Lisan, dan gitaris kedua Stevie Item, tampil di stadion Notohadinegoro.

"Iki musik rock, bro," kata Heru Putranto, fotografer Radar Jember. Ia senang dengan lagu-lagu Andra and The Backbone. Setiap pagi, ia memutar album pertama kelompok ini dari MP3 di komputer.

Duo cewek T2 (Tiwi dan Tika) menjadi pembuka yang cukup menghibur. Dua alumnus Akademi Fantasi Indosiar ini dengan gaya nan centil bisa membuat penonton bergoyang. Terutama saat lagu Oke! yang oleh sejumlah penonton dipelesetkan menjadi poke! (sejenis kata-kata jorok dalam bahasa Madura).

Namun tak ada yang lebih dinanti kecuali Andra and The Backbone. It's time to rock!

Penonton menjerit, saat melihat gitaris Andra Junaedi, gitaris Stevie Item, dan vokalis Dedy Lisan berada di atas panggung. Mereka dibantu dua additional player di drum dan bass.

Andra adalah gitaris kelompok Dewa 19. Ia adalah salah satu gitaris terbaik di Indonesia. Kenal dekat dan terpikat dengan gaya permainan gitar Stevie Morley Item, ia bersepakat membentuk kelompok Andra and The Backbones. Ini solo project Andra.

Dedy terpilih sebagai vokalis setelah melalui audisi yang tak ruwet. Nama Dedy direkomendasikan oleh Ari Lasso, mantan vokalis Dewa 19. Dedy sebelumnya adalah jurnalis majalah HAI yang meliput konser-konser musik, termasuk konser Dewa 19.

Persenyawaan trio ini menghasilkan dua album, dan menghasilkan lagu-lagu hit yang mentereng seperti Musnah, Lagi Lagi dan Lagi, Sempurna, dan terakhir Main Hati.

Memilih jalur rock sejak awal, persenyawaan ini yang membuat kelompok tersebut tampil meledak di stadion Notohadinegoro. 'Muak' membuka reportoar mereka. Penonton berteriak dan berjingkrak.

Dedy sempat gagal mengambil nada yang pas di awal lagu. Namun, ia cepat menyesuaikan dan tampil garang.Dedy bisa melakukan improvisasi sehingga tak kehilangan elan lagu yang ber-beat cepat itu.

Kematangan aksi panggung Andra and The Backbone tampak di lagu kedua berjudul Sahabat. Teknik blocking yang dilakukan Stevie dan Andra dari ujung panggung timur ke ujung barat memantik emosi para penonton. Penonton tiada henti meneriakkan nama Andra, Dedy, dan Stevie.

"Katamu kau temanku, pasti bukan musuhku. Tapi kau tetap selalu menghalangiku, khianatiku. Lupakah dirimu akan janji setiamu? Sahabatku bersamaku, kita genggam dunia sampai hidup kita berhenti..." (Sahabat)

Aku bertemu dengan Dewi, jurnalis radio, di depan panggung. Ia salah satu The backboners (sebutan penggemar Andra and The Backbone). Kami berjingkrak bersama dan mengikuti lantunan Dedy. Aku paling suka liputan konser rock. It's the good time for a journalist.

Andra memang layak disebut sebagai salah satu gitaris terbaik Indonesia saat memainkan nomor instrumen berjudul Surrender. Warna gitaris Joe Satriani tampak di situ. Beberapa kali penonton mengacungkan tiga jari metal untuk aksi melodius Andra.

Stevie Item juga tak kalah asyik. Di beberapa lagu, ia mengambil melodic part dan giliran Andra yang menjadi gitaris pengiring. Berambut gondrong, Stevie menurutku lebih mirip the nice boy ketimbang tipikal rocker yang kumuh. Ia menarik simpati penonton dengan senyumnya yang menawan.

Namun tidak ada yang lebih dinanti penonton selain lagu Sempurna. “Lagu ini mempengaruhi dan menyentuh banyak orang,” kata Dedy kepada penonton.

Benar. Lagu ini menyentuh banyak orang. Aku dan istriku menyukai lagu ini. Anakku, Neo, menyukai lagu ini. Ia selalu nggeremeng sendiri, kalau mendengar lagu ini dari MP3 atau melihat klip di televisi.

Gita Gutawa menyanyikan kembali lagu ini untuk sebuah soundtrack film. Suara melengking Gita yang bening tentu berbeda dengan Dedy. Namun keduanya sama-sama memiliki warna yang kuat dalam lagu ini.

Aku langsung menelpon istriku, Heni Agustini, yang tengah berada di Situbondo bersama Neo.

"Halo, ada apa, Yanda?"

"Sayang, lagu ini untuk kamu. Dengerin..."

Aku langsung mengarahkan ponsel ke penonton yang menciptakan koor raksasa yang menjadi awal lagu: “Kau adalah darahku. Kau adalah jantungku. Kau adalah hidupku lengkapi diriku, oh sayangku kau begitu…Sempurna.”

Aku tidak bisa mendengar ucapan istriku. Aku lantas menyanyikan bait pertama lagu itu melalui telpon. Bersama koor penonton di belakangku, dan permainan gitar Andra yang menyentuh.

"Kau begitu sempurna. Di mataku kau begitu indah. Kau membuat diriku akan selalu memujamu. Di setiap langkahku, ku kan selalu memikirkan dirimu. Tak bisa kubayangkan hidupku tanpa cintamu."

"Janganlah kau tinggalkan diriku. Tak kan mampu menghadapi semua. Hanya bersamamu ku akan bisa."

“Kau adalah darahku. Kau adalah jantungku. Kau adalah hidupku lengkapi diriku, oh Sayangku, kau begitu…Sempurna.”

"Kau genggam tanganku. Saat diriku lemah dan terjatuh. Kau bisikkan kata yang hapus semua sesalku."

"Janganlah kau tinggalkan diriku. Tak kan mampu menghadapi semua. Hanya bersamamu ku akan bisa."

“Kau adalah darahku. Kau adalah jantungku. Kau adalah hidupku lengkapi diriku, oh Sayangku, kau begitu…Sempurna.”

Beberapa orang memandangku saat aku menyanyi di telpon. Tapi emang gue pikirin?

Sambungan telpon terputus. Pulsaku habis. Aku langsung menggunakan ponsel CDMA. Untunglah, Flexy tak ngadat seperti biasanya. Aku tersambung dengan ponsel istriku, dan kembali melanjutkan nyanyianku.

Sayang di pertengahan lagu ada gangguan noise (berisik) dari sound system. Dedy mengernyitkan dahi. Namun itu tak membuat penonton berhenti menyanyikan lagu itu.

Aku tak bisa membayangkan wajah istriku malam itu. "Sama siapa, Yanda, nonton konsernya?"

"Sama Heru. Udah ya, sayang," kataku.

Aku kembali berjingkrak dengan lagu penutup: Musnah. Koor kembali tercipta. Diiringi kembang api yang meletup-letup di atas panggung, Andra dan kawan-kawan mengakhiri penampilan enerjik mereka dengan memberi salam kepada semua penonton.

Yang tersisa hanya rasa capai. Tapi aku senang sekali.

Sebuah pesan pendek masuk ke ponselku. Dari istriku. "Trims lagunya, aku sayang yanda...muuahh...sayang Neo dah tidur, kalau gak pasti ikut nyanyi..." (*)

1 comment:

Eko Rusdianto said...

GILAAAAAAAAA>>>>>

Saya yakin istri Mas ketawa-ketawa di balik telepon. GOKILLLLLLL

Kok jadi lucu ya bacanya.Gak nyangka juga Mas ini cukup romantis.

Hahahahahhaha.....