25 May 2008

Neo Sakit

Neo sakit. Badannya panas. Sempat beberapa kali muntah. Mencret.

Sabtu siang (24/5), saat aku bertemu dengannya, ia masih bercanda. Dia menunjukkan buku bergambar mobil tokoh film kartun Cars kepadaku. "Obil...Obil...," katanya.

Aku menggendongnya, dan bercanda. Sejak Heni di Situbondo untuk beristirahat, aku bertemu dengan Neo setiap akhir pekan. Anak itu semakin banyak perbendaharaan katanya. "Dia sekarang pinter ngikutin omongan orang," kata Heni.

Di Situbondo, Neo sempat bilang 'emma' (maksudnya 'kemma', mana) dan akek (maksudnya sakek, sakit). Kedua kosakata dari bahasa Madura.

Sabtu malam, saya mengajaknya berjalan-jalan. Neo tidak segirang biasanya. Ia kelihatan agak loyo. Waktu di alun-alun pun, dia rewel. Tak jelas maunya. Aku belikan mobil-mobilan, masih juga rewel. Aku belikan es krim, tak mau dimakan.

Waktu di warung bakso, Neo juga tak mau makan. Ia hanya mau minum es teh. Aku dan Heni memutuskan menyelesaikan acara malam itu, dan membawa Neo pulang. "Dia ngantuk," kataku.

Di boncengan sepeda motor, Neo muntah. Mi yang dia makan tadi siang keluar semua dari perutnya. Ia tidak menangis. Kami memutuskan segera pulang.

Di rumah, Neo banyak sekali minum air. "Inum...inum," katanya.

Satu tegukan, dia minta lagi. "Agi."

Perutnya keras. Heni mengoleskan minyak kayu putih ke sekujur tubuhnya. Tiduran di atas sofa ruang tamu, Neo muntah lagi. Kali ini mengeluarkan air.

Aku khawatir. Esok harinya, Neo berak. Mencret. Ia juga masih muntah. Ini musim kemarau. Musim muntaber. Beberapa anak tetangga, kata Heni, juga mengalami panas, muntah, dan berak.

Neo kelihatan lemas. Ibu menyarankan agar Neo banyak minum air. Agar tidak dehidrasi. Aku belikan dia obat. Sore tubuhnya panas: 38,4 derajat. Wajahnya yang lucu memelas.

Waktu muntah lagi di sofa, Neo menunjukkan bekas muntahan kepadaku. "Utah, utah." Aku kasihan benar dengan anak itu.

"Jangan lupa obatnya diminumkan," kataku kepada Heni, sebelum pulang ke Jember. Aku harus kembali ke Jember. Senin, aku rencananya mau ke Lumajang, meliput gunung Semeru bersama Syaiful, reporter Trans7.

Semoga cepat sembuh, nak. Sabtu depan kita main-main lagi. (*)

1 comment:

A.B. WIRAWAN said...

Sudah dibawa ke dokter ?.Sudah konsultasi dg adikmu ?.Kenapa katanya.Heny surauh membawa ke dokter. Jangan terlambat.Dikasih banyak minum.Oralit, pharolit atau sejenisnya pokoknya banyak minum. Kabari terus aku