Reporter at Large
Situbondo Tenggelam
Seumur-umur saya bekerja sebagai jurnalis, baru Jumat malam, 8 Februari 2008, saya melihat sendiri bagaimana proses banjir bandang terjadi dan menghantam pusat kota Situbondo. Biasanya, sebagai wartawan, saya selalu datang terlambat setelah banjir terjadi dan tak bisa mengakses para korban pada saat pertama.
Namun, Jumat malam itu, saya merasakan sendiri, mencium sendiri ketakutan warga di dekat sungai Sampeyan Baru. Saya melihat saat sungai seperti lautan yang berpusar. Air pasang selutut. Naik lagi. Lagi. Lagi. Air mulai menelan jembatan. Warga berlarian. Ada sepeda motor bertabrakan karena ketakutan. Jalan protokol menjadi sungai. Lampu dipadamkan. Kepanikan. Ketakutan. Saya membauinya. Saya merasakannya.
Saya merasakan bagaimana harus menjadi pengungsi. Bercakap-cakap dengan mereka. Mencecap kekhawatiran yang sama, karena anak dan istri terpisah dari saya dan mengungsi di tempat yang berbeda.
Berikut di bawah kompilasi laporan via telpon yang saya sampaikan kepada Dwi Eko Lokononto (Pak Lucky), pemimpin redaksi Beritajatim.com, Jumat malam itu. Saya kira, beritajatim.com adalah media massa yang pertama kali menyiarkan berita banjir bandang itu dari lapangan. Saya melaporkan situasi banjir sejak pukul 21.00, dan online pada pukul 22.00. Detik.com baru online lewat tengah malam.
Selanjutnya, Detik.com mendominasi berita, karena para jurnalisnya berada di tengah kota. Sementara, saya terjebak banjir di pengungsian bersama keluarga. Baterai ponsel pun nyaris sekarat.
Baru sekali ini, saya berani menyatakan bahwa saya seorang reporter at large dalam arti sesungguhnya (sebutan the New Yorker untuk reporter dari lapangan). Saya bekerja, di saat yang sama saya harus melarikan keluarga ke pengungsian. Saya bersyukur bisa melakukan keduanya dengan baik. Sebuah cerita yang akan saya kenang seumur hidup.
Jumat, 08/02/2008 22:00 WIB
Sungai Meluap, Warga Situbondo Panik
Reporter : A Wirawan
Situbondo - Warga Situbondo dilanda kepanikan luar biasa, Jumat (8/2/2008) malam ini. Sekitar pukul 21.00 malam tadi, sirine berbunyi kencang menerobos bunyi hujan.
Sirine itu merupakan tanda meluapnya sungai Sampeyan yang membelah Kota Situbondo. Tak ayal, beberapa warga yang tinggal di bantaran siungai langsung bergegas meninggalkan rumahnya.
Dalam kepanikan itu, beberapa warga mengemudikan kendaraan secara sembrono. Beberapa kecelakaan kecil antar pengemudi sepeda motor tak terhindarkan lagi.
Namun beberapa warga terlihat masih santai. Diantara mereka bahkan memilih. melihat meluapnya sungai itu dari jembatan.
Menurut warga, hujan lebat turun sejak pukul 18.00. Air mulai tinggi sejak pukul 20.00. "Baru pukul 21.00 terdengar sirine. Karena kami trauma pengalaman awak tahun 2000, kami langsung melompat mengungsi," kata Poniran, warga Capore, Situbondo.(bj0)
Jumat, 08/02/2008 22:30 WIB
Sungai Seperti Laut, Bupati Perintahkan Warga Mengungsi
Reporter : A Wirawan
Situbondo - Mendengar suara sirine tanda ancaman banjir berbunyi, Bupati Situbondo, Ismunarso langsung melakukan peninjauan ke sepanjang bantaran sungai Sampeyan. Ia juga melihat kondisi pintu Dam 5, Sampeyan yang sempat dikabarkan jebol.
Meski kondisi dam masih aman, namun Bupatu Situbondo memerintahkan warga sepanjang bantaran sungai untuk mengungsi.
"Silakan mengungsi ke Pendopo Kabupaten atau Masjid Jamik. Yang penting mengungsi dulu," kata Ismunarso kepada warga, Jumat (8/2/2008).
Ismunarko menambahkan, warga harus mengungsi karena hujan masih terus turun di Situbondo. Ia khawatir, banjir besar sulit dielakkan jika hujan terus turun, khususnya di daerah atas.
Ditanbahkan, saat ini beberapa rumah warga di Capore dan Karangasem telah digenangi air. Namun ia belum mengetahui berapa rumah warga yang telah terendam.
"Kami belum tahu mas. Masih kami pantau. Yang pasti, kami minta warga segara mengungsi. Jangan sampai jatuh korban jiwa karena kita tidak warpada terhadap perkembangan yang mungkin memburuk," kata Ismunarso. Keputusan Bupati Situbondo agar warga mengungsi bisa dipahami. Dari pengamatan beitajatim.com, air di sungai Sampeyan memang sudah sangat tinggi. Arusnya juga sanat deras.
Sungai yang lebarnya antara 10-15 meter itu bahkan mengeluarkan ombak laksana laut. Di pihak lain, jalanan dari Bondowoso menuju Situbondo juga mulai digenangi air.
Di tengah kegelapan malam, genangan air itu sangat berbahaya. Sebuah truk nampak terguling karena terperosok selokan yang tertuntup air.
Untuk mencegah jatuhnya korban baru, warga Prajekan terlihat memandu bus dan truk agar tidak berjalan ke sisi tepi jalan. Mereka mengingatkan bahaya selokan yang tertutup air.(bj0)
Jumat, 08/02/2008 22:50 WIB
Situbondo Tenggelam Seperti Tahun 2002
Reporter : A Wirawan
Situbondo - Sekalipun hujan mulai berhenti, air bah terus menerjang Kota Situbondo. Sebegian besar jalan protokol di kota ini sudah tergenang air hingga 50 cm. Situbondo bisa dibilang telah tenggelam seperti tahun 2002 lalu.
Air deras yang melanda Situbondo bahkan telah membuat jalan-jalan si kota itu laksana sungai. Air bukan hanya terus meninggi tetapi juga dengan arus yang sangat deras.
Air yang sangat deras ini telah membuat beberapa tiang listrik bergoyang sangat kencang. Melihat hal itu, warga yang sedang ada di Jl Diponegoro langsung semburat berlarian.
"Awas roboh..., awas roboh," teriak beberapa warga di tengah jerit kepanikan di tengah kegelapan, Jumat (8/2/2008) malam ini.
Dari pantauan beritajatim.com, air yang menggenangi jalanan ini juga telah memutus jalur Situbondo-Bondowoso.Di atas jembatan yang membelah sungai Sampeyan di kawasan Capore, ketinggian air sudah mencapai sekitar 60 cm.
Warga kini tinggal berharap kawasan Paraaman tidak ikut tergenang banjir. Daerah di pusat kota, tepatnya di sekitar alun-alun itulah yang sempat aman saat banjir besar melanda Situbondo tahun 2002 lalu.
Selain berharap kawasan Paraaman tidak ikyt tergenang air, kini warga berduyun-duyun mengungsi di Perumahan Bukit Salju dan kawasan Gardu Induk PLN. Dua lokasi itu memiliki ketingian dibanding kawasan lainnya.
Sebagai catatan, dalam banjir 2002 lalu, kawasan Capore adalah daerah yang paling parah terkena banjir. Saat itu jembatan di atas sungai Sampeyan bahkan sempat ambrol digerus air.(bj0)
Jumat, 08/02/2008 23:10 WIB
Banjir Situbondo
Kambing, Sapi, Kerbau dan Mobil Ikut Mengungsi
Reporter : A Wirawan
Situbondo - Sekalipun hujan telah berhenti, namun luapan air yang tak kunjung turun, membuat warga tidak punya pilihan kecuali mengungsi. Saat mengungsi itu warga juga membawa harta benda yang dianggap berharga, seperti kambing, kerbau, sapi dan mobil.
Harta benda yang dianggap berharga itu kini memenuhi Perumahan Putri Salju yang menjadi salah satu kantong pengungsian.
Tanpa memperdulikan badan yang basah kuyup, warga terlihat menambatkan ternaknya tempat yang mudah diawasi. Sementara puluhan mobil terlihat terus berdatangan membelah air yang terus meninggi.
Warga membawa ternak dan kendaraan bermotor ke pengungsian setelah melihat air dengan ganas menghanjutkan perabot rumah, seperti meja dan kursi. Beberapa rumah yang tebuat dari papan bahkan terlihat telah roboh dan hanjut disapu air.
Hingga pukul 23.00, Jumat (8/2/2008) malam ini, suasana KOta Situbondo masih mencekam. Warga sedang mencari tahu apakah di Bondowoso masih turun hujan atau tidak. Jika Bondowoso masih hujan, apalagi lebat, bisa dipastikan banjir yang melanda Situbondo akan kian membesar.(bj0)
Jumat, 08/02/2008 23:31 WIB
Banjir Situbondo
Listrik Padam,Warga Terkurung Di Pengungsian
Reporter : A Wirawan
Situbondo - Air yang deras terus membanjiri Kota Situbondo. Jalanan benar-benar berubah menjadi sungai dengan arus yang deras. Ketinggian air di jalan-jalan utama Kota Situbondo telah mencapai sekiar 1 meter.
Di tengah air yang terus meninggi, PLN telah memadamkan aliran listrik. Pemadaman itu dilakukan sekitar pukul 23.15, Jumat (8/2/2008) malam ini.
Warga praktis terkurung di pengungsian masing-masing. Di tengah kegelapan malam, mereka tidak tahu lagi harus berbuat apa kecuali menanti air surut.
Namun di tengah kegelapan, warga bisa mendengar air terus menerjang dengan deras. Warga yang tengah mengungsi di Ardirejo, Kecamatan Panji, terdengar mulai memanjatkan doa agar air bah segera surut.
Wartawan beritajatim.com yang mencoba terus menggali informasi, tepat pukul 23.30 tidak bisa lagi berherak kemana-mana. Sebagaimana warga lainnya, ia harus rela tinggal di daerah yang aman karena jalanan telah berubah menjadi sungai yang beraliran sangat deras. "Saya terjebak di Ardirejo, Kecamatan Panji. Tidak bisa kemana-mana. Baterai handphone hampir habis," begitu laporan terakhirnya.(bj0)
Sabtu, 09/02/2008 08:00 WIB
Banjir Bandang Situbondo
Surut, Warga Waspadai Banjir Susulan
Reporter : A Wirawan
Situbondo - Banjir bandang di Situbondo yang terjadi sejak pukul 21.00, Sabtu (9/2/2008) pagi ini telah surut. Meski demikian, warga masih terus was-was. Warga khawatir terjadi banjir susulan seperti tahun 2002.
Menurut warga, pada banjir 4 Februari 2002, awalnya tidak begitu parah. Namun setelah terjadi banjir susulan, dampaknya benar-benar mengerikan.
Kini kekhawatiran warga ditambah dengan banyaknya jalanan bonggolan akar kayu di jalanan yang mulai surut. Ini menandakan adanya penggundulan hutan di kawasan atas yang berdekatan dengan Bondowoso.
Dari bekas air yang tergaris di tembok rumah warga, bisa dipastikamn ketinggian banjir, Jumat malam hingga Sabtu dini hari, antara 1 meter hingga 2 meter.
Dibeberapa lokasi terlihat genangan lumpur hingga 40 cm. Meski begitu, kehidupan Kota Situbondo berangsur normal. Pasar bahkan telah buka hingga masyarakat bisa memenuhi kebutuhannya.
Banjir ini telah menewaskan 1 warga yang kena serangan jantung akibat banjir yang datang dengan cepat dan deras. Banjir yang menyisakan lumpur ini juga mengakibatkan kelangkaan air bersih.
Sebagian besar sumur warga kini telah tercemar lumpur. Sumur yang tercemar ini, antara lain, di Karangasem, Panarukan, Wringin Anom, Sumber Kolak, Mlandingan dan Ardijero.(bj0)
Foto: diambil dari Jawa Pos On Line
08 February 2008
Labels: Peristiwa
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment