Pelajar SMA Dipukuli, Ditelanjangi dan Direkam
Seorang siswa SMA Katolik Santo Paulus dilaporkan mengalami kekerasan. Ia dipukuli, ditelanjangi, dan direkam dengan kamera ponsel oleh delapan rekannya.
Aksi kekerasan terjadi di sebuah gedung kosong bekas stasiun radio di dekat markas kepolisian resor Jember.
Korban kekerasan itu adalah Dani Sugiarto, siswa kelas 1. Sebenarnya peristiwa itu terjadi sepekan silam, tepatnya Rabu (30/1/2008). Orang tua Dani sudah melapor secara resmi ke kepolisian. Namun, karena belum juga ada tanda-tanda penyelesaian, Muhammad Alim, ayah Dani, membeberkan persoalan ke media massa.
Dani menjelaskan, pemukulan terjadi sekitar pukul 13.45, sepulang sekolah. Saat itu, ia diajak oleh Yuda, seorang siswa SMA Katolik Satya Candika, ke sebuah gedung kosong di jalan Kartini, tak jauh dari markas kepolisian.
"Yuda bilang, ‘ayo ikut sebentar, mau ngomong sebentar’," kata Dani kepada beritajatim.com, Kamis (7/2/2008).
Ia tidak curiga. Apalagi, tempat itu biasa digunakan sebagai tempat kongkow-kongkow para siswa Santo Paulus. Ternyata, di gedung kosong itu telah menanti tujuh orang, salah satunya perempuan.
Mereka adalah Dedi alias Ipin, Johan Fauz, Yohan, Tomi Pandu, Toni, Stefi, dan Stella. Stefi adalah kakak Stella, kawan perempuan sekolah Dani. Ia sudah kuliah di Universitas Petra Surabaya.
Sesampai di sana, Dani ditohok pertanyaan yang mengejutkan. Ia dipaksa mengaku bahwa telah mengintip Stella mandi saat acara sekolah di Watu Ulo, 27 Januari lalu. Merasa tak melakukannya, Dani pun membantah. Sebuah bogem mentah diluncurkan oleh Stefi ke wajahnya.
Dani tidak ingat berapa kali kena tinju. Stella ikut menamparnya dan menyuruhnya mengakui perbuatan tersebut. Kendati pernah ikut latihan karate, Dani tak berani melawan.
"Ngelawan satu, kalau maju semua ya repot," katanya, polos.
Lalu keluarlah perintah tak masuk akal. Dani diperintahkan Stefi untuk berbugil ria. "Kalau tidak dibuka, lihat saja," tukas Dani menirukan Stefi waktu itu.
Dani pun terpaksa berbugil ria. Entah siapa yang memulai, aksi bugil ini lantas direkam dengan kamera ponsel. "Saya tidak ingat siapa yang melakukan," katanya. Yang jelas, kamera ponsel miliknya juga digunakan untuk merekam.
Selama setengah jam Dani berada di gedung kosong itu. Diintimidasi dan dilecehkan. Yang menjadi penyelamat adalah Dedi alias Ipin. Saat Stefi mau kembali memukul, Ipin mendorong Dani dan menyuruhnya memakai baju dan celana tersebut.
Puas dengan pesta kekerasan ini, delapan orang tersebut meninggalkan Dani. Dani memilih ke rumah Adit, kawannya pemilik antar jemput sekolah, dan pulang ke rumahnya di jalan Mastrip 7, kecamatan Kota, kabupaten Bondowoso, tanpa bercerita kepada siapapun.
Deni Dipukuli Karena Rumor Kawan Satu Sekolah
Apa pemicu kekerasan terhadap Dani Sugiarto, siswa SMA Katolik Santo Paulus? Ternyata awalnya sebuah rumor yang dihembuskan kawan satu sekolah bernama Rocky.
Rumor berembus setelah siswa kelas satu Santo Paulus mengikuti sebuah acara resmi sekolah di Watu Ulo, 27 Januari lalu. Menurut penuturan Dani Sugiarto, Rocky menyebarkan cerita bahwa dirinya mengintip Stella saat sedang mandi di kamar mandi.
Gosip porno macam begitu tentu saja mudah menyebar di tengah anak sekolah yang sedang akil balik. Dani sendiri membantah telah mengintip Stella. "Saya dan Stella kawan akrab sejak kelas dua SMP. Kami sama-sama sekolah di SMP Katolik Maria Fatimah," katanya, Kamis (7/2/2008).
Akibat rumor tersebut, persahabatannya dengan Stella pun runtuh. Retaknya persahabatan berujung pada pemukulan terhadap Dani, sepekan silam. Dani sempat memuntahkan darah setelah peristiwa itu.
Dani sempat marah kepada Rocky. Sehari setelah pemukulan, ia membolos dan menunggu Rocky sepulang sekolah. Namun niatnya untuk menantang duel Rocky gagal, karena tidak bersua.
Kepada beritajatim.com, Rocky mengakui bahwa informasi Dani mengintip Stella saat mandi berasal darinya. Namun ia tak mau berkomentar banyak soal hal itu.
"Saya nggak bisa menjawab sekarang. Saya harus mengkonfirmasikan dulu ke pihak-pihak bersangkutan. Saya nggak berani ambil suara dulu," kata Rocky via ponsel.
Pihak Keluarga Ingin Diusut Tuntas
Kekerasan yang dialami Dani Sugiarto, siswa kelas satu SMA Katolik Santo Paulus Jember, membuat keluarganya berang. Ayah Dani, Muhammad Alim, menuntut pertanggungjawaban dari para pelaku kekerasan.
Alim mulanya tidak tahu dengan kekerasan yang dialami Dani. Sepulang sekolah, anak bungsu dari dua bersaudara itu langsung masuk kamar dan mengunci diri. "Saya baru tahu keesokan harinya setelah ada telpon dari guru di sekolah yang menanyakan apakah Dani masuk sekolah," katanya, Kamis (7/2/2008).
Usut punya usut, Dani ternyata berangkat ke sekolah, Kamis (31/1/2008) bukan untuk belajar. Dani menanti Rocky, kawan satu sekolahnya, yang dituduh menjadi penyebab aksi pengeroyokan tersebut.
Dengan kejadian tersebut, Alim meminta agar ada penyelesaian yang adil. Ia sendiri sudah melaporkan peristiwa itu ke kepolisian resor Jember, setelah sang anak divisum.
Para guru meminta penyelesaian secara kekeluargaan. Namun, Alim menolak. "Tidak bisa. Ini masalah pengeroyokan," katanya. Apalagi diketahuinya, Dani sempat mimisan dan dari tenggorokannya keluar dahak merah darah.[wis/sit]
07 February 2008
Labels: Pendidikan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment