06 February 2008

Diserbu Massa PDIP, Oposan Bupati Jember Ngungsi ke Hotel

Sudarsono, salah satu oposan Bupati Jember MZA Djalal, diserbu massa PDI Perjuangan. Akibatnya, ia sempat mengamankan diri di salah satu hotel di Jember, Rabu (6/2/2008).

Aksi geruduk massa ini terjadi Selasa (5/2/2008) malam, pukul 22.30. Saat itu, Sudarsono hendak merebahkan badan di rumahnya di Jalan Nusantara blok D 14. Tiba-tiba pintu rumahnya diketok dan seseorang memanggil dari luar.

Pintu dibuka, dan terkejutlah Sudarsono. Di depannya telah berdiri Maman Sabariman, seorang aktivis PDI Perjuangan bersama puluhan orang lainnya. "Bahkan saya perkirakan mencapai 100 orang di luar. Mereka naik sepeda motor dan mobil," katanya kepada beritajatim.com, Rabu (6/2/2008).

Menurut Sudarsono, massa tampak emosional. Bahkan, ada salah satu orang yang sempat memukul dadanya. "Ini bentuk intimidasi," katanya.

Sabariman sempat dipersilakan masuk. Sang tamu sempat menanyakan rencana Sudarsono untuk melakukan acara khaul peringatan dua tahun status P � 21 Bupati Jember Muhammad Zainal Abidin Djalal. Djalal sempat tersangkut perkara korupsi sewaktu masih menjabat Kepala Dinas Pekerjaan Umum Jawa Timur.

"Rencananya mau apa kamu?" tanya Sabariman, sebagaimana diceritakan Sudarsono. "Saya mau ada aksi," kata Sudarsono.

"Untuk apa? Suasana jangan dibuat tidak kondusif. Kalau kamu tetap turun, saya akan datangkan massa lebih besar," kata Sudarsono menirukan ucapan Sabariman.

Akhirnya, rencana aksi unjukrasa berupa khaul di halaman kantor DPRD Jember ditunda. Sudarsono segera melaporkan kejadian itu di Kepolisian. Ia juga langsung 'mengungsi' ke salah satu hotel. "Saya ingin refreshing agar tidak tegang. Istri dan ibu saya shock," kata Ketua Indonesia Bureuacracy Watch ini.


Massa Marah Karena Sudarsono Obok-obok PDIP

Aktivis PDI Perjuangan Jember Maman Sabariman membenarkan bahwa dia dan sejumlah kawan mendatangi rumah Sudarsono, oposan Bupati Jember. Namun mereka menolak tudingan adanya intimidasi dan aksi kekerasan.

"Tidak benar itu. Tidak ada kekerasan. Mungkin dibuat-buat Sudarsono. Tapi itu hak Darsono," kata Sabariman saat dikonfirmasi beritajatim.com, Rabu (6/2/2008).

Aksi geruduk massa ini terjadi Selasa (5/2/2008) malam sekitar pukul 22.30, di rumah Sudarsono di Jalan Nusantara Blok D 14. Menurut Sudarsono, massa tampak emosional. Bahkan, ada salah satu orang yang sempat memukul dadanya.

Aktivis PDIP marah karena ulah Sudarsono yang selalu menjelek-jelekkan partai jika ada persoalan . "Dia ngaku orang PDIP. Tapi KTA (kartu anggota) tidak punya. Semestinya kalau dia orang PDIP, kalau ada persoalan, ngomong langsung ke Pak Kusen (Kusen Andalas, Ketua PDIP Jember)," kata Sabariman.

Sabariman tidak menjelaskan persoalan internal apa yang diobok-obok Sudarsono. Yang terang, saat datang ke rumah Sudarsono, ia bicara baik-baik dan tidak emosional.

Sabariman membantah jika dia mengancam Sudarsono agar tidak melaksanakan khaul peringatan status P�21 Bupati MZA Djalal dalam perkara korupsi. Ia memang sempat menanyakan acara yang akan digelar Sudarsono tersebut.

"Saya bilang, ayo mara ojo nggawe rame (ayolah jangan bikin ramai). Kalau besok mau turun, jangan ramai-ramai," katanya.

Pertemuan malam itu selesai dengan damai. "Kami salaman enak, lalu saya pulang bersama kawan-kawan," kata Sabariman.

Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Yusuf Iskandar membela Maman Sabariman, pemimpin aksi geruduk rumah ketua Indonesia Bureaucracy Watch Sudarsono.

Iskandar menyatakan bahwa aksi tersebut merupakan puncak kemarahan sejumlah aktivis PDI Perjuangan terhadap Sudarsono. "Dan ingat, dalam aksi itu tidak ada ancaman dan anarkisme. Kalau Darsono bilang begitu, mungkin dia terlalu peka," katanya kepada beritajatim.com, Rabu (6/2/2008).

Maman Sabariman bersama puluhan orang bergerak ke rumah Sudarsono di Jalan Nusantara Blok D 14, Selasa (5/2/2008) malam, pukul 22.30. Aktivis PDIP marah karena ulah Sudarsono yang selalu menjelek-jelekkan partai jika ada persoalan.

Iskandar membenarkan bahwa ulah Sudarsono sudah merepotkan partai. Salah satu hal yang membuat marah adalah ulah Sudarsono memberikan keterangan kepada pers, mengenai dugaan percaloan proyek yang dilakukan Ketua Komisi C DPRD Jember Heri Budi Ermawan.

Heri adalah kader PDI Perjuangan. Menurut Iskandar, seharusnya jika ada persoalan internal partai tidak perlu dibesar-besarkan di media massa. "Cukup laporkan ke partai, kalau benar akan kita tindaklanjuti," katanya.

Iskandar menolak tuduhan bahwa aksi itu untuk mencegah rencana khaul peringatan dua tahun status P21 Bupati Jember MZA Djalal, dalam perkara dugaan korupsi. "Kami malah tidak tahu soal itu," katanya.

Mengenai banyaknya massa yang datang ke rumah Sudarsono, Iskandar menegaskan, itu kebetulan. "Yang datang adalah klub sepeda motor. Saat itu memang baru saja konsolidasi untuk pemilihan gubernur. Jumlahnya sekitar 20-an orang, bukan ratusan," jelasnya. {wir/bj2)

No comments: