Pernik-Pernik JFC 6 (1)
Peragawati Lenggak-lenggok, Penonton Seliweran
Lenggak-lenggok 450 peragawan dalam JemberFashion Carnaval 6, Ahad (5/8/2007) sore, sempat terganggu oleh guyuran hujan yang turun saat defile bertema Prison mulai tampil.
Turunnya hujan ini sempat membuat kagum sebagian penonton. Pasalnya, rintik hujan mulai membasahi tanah, bertepatan dengan saat Dynand Fariz membacakan narasi adegan teatrikal tentang hujan yang mengguyur setelah para tahanan (prisoner) dihukum mati.
Defile bertema Prison ini memang menampilkan fashion sejumlah tahanan yang menanti hukuman mati. Setelah dihukum mati, mereka bangkit kembali dalam kehidupan pascakematian.
Hujan memang menjadi bagian dari pernik-pernik JFC 6. Sempat ada kekhawatiran, hujan turun akan membuyarkan acara tersebut. Di Jalan Gajah Mada, hujan sempat turun deras sebentar.
Namun, hujan deras ini tak mengacaukan defile secara kesuluruhan. JFC Organizer langsung turun tangan membangkitkan semangat, saat melihat beberapa peserta defile ragu-ragu berhadapan dengan hujan.
Kendati sempat membuyarkan konsentrasi, hujan sejatinya bukan persoalan utama bagi penyelenggaraan JFC kali ini. Persoalan utama tetap pada pengaturan pengunjung, terutama di sekitar venue utama di depan kantor Pemerintah Kabupaten Jember, Jalan Sudarman.
Masih banyak penonton yang berseliweran saat acara sudah dimulai dan para peragawan-peragawati mulai berlenggak-lenggok. Beberapa penonton yang tidak membawa kartu undangan juga tampak melompati pagar yang membatasi Alun-alun, agar bisa mendekati runway.
Para penonton yang lompat pagar ini dibiarkan oleh para bodyguard JFC yang memiliki tubuh berotot. Mereka malah berjajar di tepi runway yang berdekatan dengan panggung yang disediakan untuk puluhan fotografer dan kameramen televisi. Alih-alih menjaga, mereka malah ikutan menonton.
Repotnya, para bodyguard ini juga tidak disiplin. Ada beberapa bodyguard yang seenaknya tanpa rasa bersalah hilir-mudik di antara defile. Akibatnya ada fotografer yang menggerutu, karena kehadiran sang bodyuguar merusak momen yang sudah terekam di lensa.
Situasi agak terkendali saat petugas kepolisian turun tangan meminta penonton tidak memasuki runway dan tetap berada di atas trotoar. Namun, itu tak bertahan lama. Setelah hujan turun, panggung untuk kameramen dan fotografer dikuasai oleh puluhan penonton. Untung tidak ambruk.
Presiden JFC Dynand Fariz menyadari sulitnya mengatur penonton. Sehari sebelum penyelenggaraan ia meminta penonton untuk disiplin dan tidak mengganggu acara. Tampaknya tahun ini Fariz kembali bertepuk sebelah tangan. (*)
05 August 2007
Labels: Obrolan Kota, Peristiwa, Seni Budaya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment