Pernik-Pernik JFC 6 (2-Habis)
Ada Peserta Pakai Baju China Seberat 10 Kilogram
Penyelenggaraan Jember Fashion Carnaval (JFC) setiap tahun selalu menghadirkan sesuatu yang baru.
Tahun ini di antara delapan defile yang tampil, kehadiran defile Chinese Opera menarik perhatian. Mode pakaian defile yang dipimpin oleh siswa kelas II SMA bernama Eko ini terinsipirasi oleh pakaian kekaisaran China abad 13. Yongki sendiri sempat mendapat aplaus saat membawakan pakaian kebesaran dinasti China yang megah.
"Pakaian ini beratnya sekitar 10 kilogram. Bayangkan ia harus memakainya dan berjalan sepanjang 3,6 kilometer," kata Presiden JFC Dynand Fariz, bangga.
JFC 6 merupakan tahun ketiga keikutsertaan Yongki dalam karnaval fashion terbesar di dunia itu. Karena keikutsertaan di JFC, ia sempat mendapat beasiswa short course di Esmod Jakarta.
Yongki bukan satu-satunya anak muda yang terinspirasi oleh JFC. Tahun ini 450 orang, sebagian adalah anak-anak muda, menjadi peserta karnaval. Sekitar seratus orang di antaranya sudah mengikuti JFC sejak penyelenggaraan pertama.
Mereka dipersiapkan selama berbulan-bulan untuk bisa tampil selama beberapa jam. Menurut Fariz, sebagian besar peserta JFC berasal dari kelas ekonomi menengah ke bawah. Mereka termotivasi untuk belajar dan tampil mengekspresikan diri.
Keinginan untuk tampil itu pula yang agaknya menarik minat peserta dari usia sekolah dasar dan beberapa peserta dewasa berusia 45 tahun.
"Jumlahnya ada beberapa. Tapi untuk SD, yang berminat banyak, kalau tidak dibatasi. Saya bilang ke mereka, tunggulah kalau sudah SMP," kata Fariz.
Di mata Fariz, fashion memang sebuah upaya demokratisasi. Ia berkeyakinan fashion adalah hak milik semua orang, tidak memandang usia, sekat ras, agama, dan batasan kemampuan ekonomi.
"Fashion adalah personality," katanya. Tahun ini, untuk kesekian kalinya, Fariz menunjukkan keyakinannya tak pernah berubah. (*)
05 August 2007
Labels: Obrolan Kota, Peristiwa, Seni Budaya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment