Menyantap Ikan Bakar Sambil Nonton Kapal Karam
Warung ikan bakar Matori di Pantai Pancer Kecamatan Puger boleh jadi tak setenar ikan bakar Jimbaran di Bali. Namun, warung ini bisa jadi warung ikan bakar terunik di dunia.
Terunik? Benar, sebab di warung ini, sembari menyantap menu ikan bakar yang lezat dan maknyus, kalau beruntung kita bisa menyaksikan kapal karam. Setidaknya, kita disuguhi tontonan adu kelihaian nelayan menantang ombak laut selatan yang ganas.
Warung ikan bakar milik pria asli Puger bernama Matori ini sudah dibuka sejak 15 tahun silam, di Pantai Pancer. Dari pusat kota Jember, pantai ini berjarak sekitar 50 - 60 kilometer dan bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi.
Di warungnya yang sederhana tapi nyaman, ia menyajikan berbagai jenis ikan seperti kakap merah, kerapu, kakap karet, putihan, bawal, udang, dan sebagainya. "Ikan bisa dibakar dan diberi bumbu rujak. Pengunjung biasanya cocok dengan sambalnya," kata Matori.
Pantai Pancer banyak dikunjungi Sabtu dan Minggu. Terbanyak saat ada acara petik laut setahun sekali. Jika sedang ramai pengunjung, Matori bisa menghabiskan 30 kilogram ikan.
Pantai Pancer acap disebut sebagai pantai wisata, meski kondisinya memprihatinkan dan cenderung tak terurus. Akses jalan menuju pantai itu masih belum diaspal. Di atas pantainya yang dipenuhi pasir yang berwarna putih tersebar sampah di sana-sini. Pantai ini juga tampak tandus, minim pepohonan.
Kendati begitu, Pantai Pancer menjadi sasaran kunjungan pasangan remaja yang sedang asyik kasmaran. Mereka biasa datang dengan berombongan naik sepeda motor, dan kemudian berkasih-kasihan di tepi pantai sembari memandang deburan ombak samudra selatan yang dahsyat.
Dari Pantai Pancer ini, kita bisa menyaksikan para nelayan yang hendak melaut atau pulang dari samudra selatan. Pantai Pancer berdekatan dengan pelawangan, sebuah area yang menjadi semacam pintu masuk dan keluar nelayan menuju Samudra Indonesia.
Di pelawangan, kehandalan seorang nelayan diuji betul. Ia tidak bisa begitu saja menuju laut lepas atau mendarat, karena ombak setinggi 3 meter bisa menghantam sewaktu-waktu. Jika tak pandai-pandai membaca situasi, kapal jukung yang ditumpangi nelayan bia terbalik atau bertabrakan satu sama lain.
Tontonan itu menjadi hiburan tersendiri bagi pengunjung pantai Pancer, terutama sembari menanti Pak Matori membakar ikan. Mereka bisa melihat perjuangan para nelayan lebih dekat dengan menyusuri bebatuan besar yang menjorok ke laut selatan yang menjadi pemecah gelombang atau breakwater.
Keunikan makan ikan bakar di Pantai Pancer ini diakui oleh Rudi, salah satu pengunjung. "Cita rasa ikan bakar di warung Cak Matori berbeda dengan di tempat lain. Yang paling membuat berbeda juga adalah lokasinya. Kita bisa melihat laut selatan dan para nelayan yang berangkat atau pulang melaut," katanya.
Rudi menjadi saksi bagaimana dua perahu jukung terbalik dihantam ombak dahsyat. Kejadian itu sempat membuat para pengunjung bergerombol menyaksikan langsung dari atas breakwater. "Kejadian seperti ini yang tidak akan ditemui di tempat lain," katanya.
Matori sendiri mengaku merasa beruntung bisa berjualan di Pantai Pancer yang memiliki keunikan itu. Seperti laut selatan, para pengunjung pun tak pernah surut. Warungnya menjadi tempat tujuan keluarga yang ingin berlibur.[*]
20 May 2007
Labels: Kuliner
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment