28 November 2006

Kisah Mahasiswa yang Tersesat di Semeru (1)
Stempel Akhirnya Pulang Juga

Kampus Fakultas Ekonomi Universitas Jember. Senin sore, 27 November 2006. Di depan sekretariat Mahasiswa Pecinta Alam (Mahapala), Dian Susanto menjadi selebriti dadakan.

Mahasiswa D III itu nyengir, saat sejumlah sobat menyambut kedatangannya dengan pelukan dan jabat tangan erat. Seorang ibu penjaga kantin di samping sekretariat Mahapala, menepuk bahunya dari belakang. “Oalah, awakmu wis mbalik,” katanya, disambut derai tawa.

Ya, Si Stempel sudah pulang, setelah selama lima hari tersesat di Semeru. Ia berhasil keluar dari rimba luas dengan selamat. Nasibnya beruntung, tak menjejaki nasib sejumlah pendaki yang tersesat dan tak ditemukan hingga sekarang. Ia juga beruntung tidak meniru jejak aktivis legendaris, Soe Hok Gie, yang meninggal di gunung tertinggi di Jawa itu.

Dian mendaki ke Semeru bersama empat orang kawannya, Senin (20/11/2006). Tujuannya jelas: puncak Mahameru.

Rabu (23/11/2006), Mahameru sudah tertaklukkan. Dian bergegas turun kembali, karena khawatir dengan kondisi Windarto. Sang kawan yang akrab disapa Mentehek itu tengah sakit, dan tak melanjutkan pendakian.

Di Cemara Tunggal, Dian tergelincir dan terperosok meluncur ke jurang. Tak satu pun kawannya yang tahu. “Saya terpisah karena turun duluan,” katanya.

Dian keluar dari jalur pendakian. Ia berusaha naik kembali. Tapi kondisi kanan kiri tebing yang berpasir membuatnya kesulitan. Akhirnya, ia memilih mengikuti jalur lava.

Selama dua hari, Dian berupaya mencari jalur utama pendakian agar bisa mencapai pos Kalimati dan sumber air Pancermani. Namun, bekalnya sudah habis. “Saya cuma bawa Cabin (makanan ringan) dan sebotol air,” katanya. Selebihnya adalah jaket North Face warna hitam merah, celana hijau, dan sepatu PDL yang melekat. (bersambung)

No comments: