09 April 2011

Arek Jember Pimpin Lobi Pro-Israel


Nama Benjamin Ketang mungkin masih terdengar asing di masyarakat umum. Arek asli Desa Tamansari Kecamatan Wuluhan ini yang memimpin sebuah organisasi lobi Indonesia dan Israel.

Nama organisasi itu adalah Indonesia-Israel Public Affairs Committe (IIPAC), yang didirikan 21 Januari 2002. "IIPAC ini lembaga lobi pro-Israel. Posisi saya direktur eksekutif," kata Ketang saat berbincang-bincang dengan reporter beritajatim.com.

IIPAC ini mengupayakan agar Indonesia menjalin hubungan dengan Israel. Selama ini, secara kenegaraan, Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Indonesia mendukung perjuangan rakyat Palestina agar lepas dari penjajahan Israel.

Ketang mengatakan, IIPAC terbentuk setelah dirinya menjadi bagian dari tim negosiasi internasional Indonesia-Israel tahun 2001. Di Israel, Ketang sempat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Simon Peres, dan berdiskusi tentang peluang proyek yang dikembangkan di Indonesia.

Ketang lantas menyerahkan surat dari Abdurrahman Wahid, Presiden Indonesia saat itu. Dari situ, ada gagasan untuk membentuk semacam tim kerjasama. Ketang bersama kawan-kawannya lantas membentuk IIPAC yang berkonsentrasi pada urusan lobi bisnis. Jaringan ini mendapat rekomendasi dari Amerika Serikat dan Australia.

"Saya punya harapan, kekuatan investasi Israel bisa disinergikan untuk kesejahteraan Indonesia. Kekuatan Indonesia dengan sumber daya alam melimpah harus diintegrasikan dengan sistim internasional. Kuncinya Israel," kata alumnus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Jember ini.

Bukankah Keberadaan Israel masih ditentang mayoritas rakyat Indonesia? "Saya ingin masyarakat lebih dewasa berpikir," kata Ketang.

Diakui atau tidak, pengaruh bisnis Israel sudah masuk ke Indonesia. Dalam majalah Warta Ekonomi nomor 4/2010, disebutkan ada sejumlah perusahaan yang merupakan investasi Israel di Indonesia. "Bakrie Group juga bekerjasama dengan Rothschild. Rothschild ini keluarga Yahudi di Prancis," kata Ketang.

Sebagaimana dikutip dari Kompas.com (16/11/2010), PT Bakrie and Brothers Tbk dan beberapa perusahaan dalam Kelompok Usaha Bakrie menandatangani perjanjian jual beli saham dengan Vallar Plc—perusahaan investasi milik Rothschild, salah satu keluarga bankir terkaya di dunia.

PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) akan melepas sekitar 5,2 miliar saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kepada Vallar. Harga penjualan saham BUMI yang dikenal sebagai salah satu anak perusahaan terbesar BNBR itu Rp 2.500 per saham.

Besarnya pengaruh Israel ini tak bisa ditampik dalam hal telekomunikasi juga. "Setiap kita membeli dan memakai kartu SIM HP merek apapun, 10 persen akan masuk ke Israel sebagai royalti, karena itu dianggap hak cipta Israel," kata Ketang.

Kendati kartu chip bukan murni temuan negara Israel, namun selama itu milik atau temuan warga Yahudi, maka tetap akan masuk ke Israel. "Orang Yahudi di mana-mana tetap sama, memiliki solidaritas terhadap Israel Raya," kata Ketang. [wir]

No comments: