02 February 2011

Telpon dari Anak di Mesir Membuatnya Ingin Menangis

Ketegangan selama beberapa hari akhirnya pecah juga. Adnan nyaris menangis, Rabu (2/2/2011), saat mendengar suara anak sulungnya yang menelpon dari Mesir.

Sejak insiden kerusuhan yang menuntut Presiden Hosni Mobarak terjadi Mesir, 25 Januari silam, Adnan putus kontak dengan Muhammad Dafir. Anak hasil perkawinannya dengan Siti Aminah itu saat ini tengah menyelesaikan kuliah pascasarjana di jurusan syariah Universitas Al-Azhar.

"Mulanya saya biasa-biasa saja, sebelum tahu ada kejadian di Mesir. Setelah tahu, saya menangis tok," kata Aminah.

Dafir, alumnus Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember itu, sudah kuliah di Mesir sejak tahun 2006. Ia mendapat beasiswa untuk menggapai gelar sarjana di sana. Setelah lulus, pria kelahiran 22 Desember 1989 ini langsung melanjutkan kuliah pascarsajana.

Biasanya, setiap bulan, tanggal 7-8, Dafir selalu menelpon untuk menanyakan kabar keluarga di Dusun Curahrejo Desa Cangkring Wedian Kecamatan Jenggawah. Kerusuhan Mesir membuat tidur Adnan tak nyenyak. Ia mencoba menelpon sang anak, dan selalu gagal.

Peruntungannya tiba Rabu pagi tadi. Berbekal pulsa Rp 50 ribu, Adnan berhasil mengontak Dafir. "Bagaimana kabarmu, le?" tanyanya.

Mendengar suara Dafir, Adnan hampir tak bisa membendung tangis. Kecemasannya selama beberapa hari belakangan luluh sudah. "Alhamdulillah, saya selamat. Rencananya, kata Kedutaan di sini, disuruh pulang dulu," kata Dafir, sebagaimana ditirukan kembali oleh Adnan.

Adnan pun meminta anaknya segera kembali ke tanah air. "Tidak apa-apa. Yang penting kamu selamat," katanya.

Dafir belum pernah pulang ke Indonesia sejak tahun 2006. Rencananya, siang tadi ia bertolak dengan pesawat ke Indonesia. "Kalau nanti datang dan menghubungi rumah, saya akan menjemput," kata Adnan. Ia berencana menyiapkan acara selamatan kecil-kecilan untuk menyambut kedatangan sang anak.

Selain Dafir, masih ada lagi satu mahasiswa asal Jember di Mesir, yakni Raisul. Ia berdomisili di Kecamatan Tanggul, dan dikenal sebagai salah satu putra tokoh agama di sana. [wir]

No comments: