01 May 2010

Tumbangnya Pele di Senayan

Dokumen TEMPO 01 Juli 1972. Pemain legendaris dunia Pele dan kawan-kawan bertanding persahabatan di Senayan Jakarta. Ribut dengan Iswadi Idris. Ikuti kisah nostalgia di bawah ini.


"MAKSUD saja hendak menolong dia bangun", kata Iswadi pada TEMPO, "tapi iktikad baik saja dibalas dengan sikut". Sampai disini kanan luar PSSI jang berkaos nomor 13 ini mendjelaskan, mengapa dia naik pitam dan menendang pemain Santos jang sedang terduduk.

Peristiwa itu njaris menimbulkan baku-hantam seperti jang pernah terdjadi antara PSSI-Olaria Brazil diawal tahun 1970--tapi tak kuasa menahan Presiden Soeharto jang bergegas-gegas bangkit dari kursinja meninggalkan Stadion Utama. Sementara para pemain, ofisial dan petugas keamanan berkerumun menjelesaikan sengketa, Pele nampak dikawal ketat.

Psywar
Lepas dari peristiwa jang tidak djarang terdjadi dalam pertandingan sepakbola, tampilnja Santos pada tanggal 21 Djuni di Stadion Utama Senajan dihadapan 75.000 penonton, tidak mengesankan permainan jang lebih bermutu dari jang pernah diperlihatkan Cruzeiro dengan Tostao, Perfumo, Piazza dkk. Malah Pele, Mutiara Hitam Brazil jang mendjadi pusat perhatian, malam itu tidak mengesankan sedikitpun kehadiran "dewa stadion" sebagai jang digelarkan orang Brazil pada dirinja.

Gerak-gerik Pele tidak lebih berbahaja dari kiri-luar Edu, bekas pemain nasional Brazil dan tidak selintjah Afonso (15), tjadangan jang masuk dibabak kedua -- meski sementara orang mengatakan bahwa terlalu pagi untuk menilai Pele dari satu pertandingan persahabatan tok. Adakah Pele termakan oleh "psywar" Coach Endang Witarsa jang "ingin menjelesaikan Pele dalam waktu 15 menit"? Mungkin sadja. Tapi djelas, Pele telah tampil dengan sikap jang memandang sepele pertandingan tersebut. Apa jang tersisa pada dirinja hanjalah gerakan-gerakan sporadis dan setelah itu tidak djarang memperlambat tempo permainan.

Ketrampilannja menjetop dan membagi bola dengan sentuhan serba efek, tidak pula memadai harapan penonton jang begitu bernafsu melihat permainan spektakuler - sesuai dengan apa jang pernah dilihat dilajar TV, bioskop, atau melalui media Pers.

Ketjewa
Hampir semua orang ketjewa. Dan rasa ketjewa ini makin bertambah, djika diperintji "honor" sebesar $ 45.000 ($ 1 sama dengan Rp 420) untuk 2 x 45 menit adalah sama dengan $ 500 per menit atau $ 8,33 sekian per detik. Maka tidak heran kalau gaja permainan prof Santos dan insiden-insiden jang mentjukai waktu permainan jang berharga, menimbulkan kutukan-kutukan penonton.

Setjara keseluruhan, rupanja untuk. menikmati pertandingan-pertandingan Kesebelasan profesionil di Indonesia masih dibutuhkan kondisi tambahan. Disamping seorang wasit jang harus pandai "melajani" tingkah-laku prof, dari fihak pemain dan team manager PSSI pun dituntut suatu sikap: tidak mudah terpantjing oleh situasi panas jang sengadja ditimbulkan lawan.

Wasit R. Hatta dan tindakan Iswadi paling tidak merupakan tjontoh untuk tidak diulang dikemudian hari. Nampaknja perkenalan nilai-nilai sepakbola Indonesia dengan dunia prof ala Amerika Latin terutama, belum mentjapai suatu titik toleransi jang memungkinkan pertandingan berkembang setjara wadjar bagi kedua belah fihak - meski sesungguhnja Kesebelasan Cruzeiro patut diketjualikan.

Sjahdan, tumbangnja image Pele di Senajan tidak mengurangi rasa puas bagi mereka jang mengerti bahwa untuk menikmati permainan Pele pada puntjaknja, tidak kurang melesetnja seperti orang mengharapkan ketjemerlangan Lev Yashin di Senajan dua tahun lalu. Namun bagi mereka, terutama para wartawan olahraga jang berkesempatan berkenalan dengan Mutiara Hitam ini, kehadiran Pele diluar lapangan hidjau lebih mengesankan. Kesederhanaan dan kerendahan hati Pele seperti jang dikesankan pada Captain Partono, pilot CIA "Bali Express" dan pramugari Christina Loing--jang mengangkut Pele dan rombongan ke Djakarta--merata pula pada mereka jang langsung berkenalan dengan Radja Bola ini.

Rupanja kepribadian Pele jang membikin dia tetap tenar. Seperti pernah dikatakan: "Pada achirnja kerdjasama dilapangan harus ditrapkan dalam the game of life. (*)

No comments: