20 February 2010

Anak-Anak yang Bergembira di Niagara


Ini akhir pekan yang menyenangkan bagi kakak-beradik, Neo dan Marvel. Usia mereka baru 3,5 dan 1,5 tahun. Ini pengalaman pertama mereka berenang dan bermain bersama di kolam renang besar. Lihatlah bagaimana keduanya tertawa-tawa menepuk-tepuk air yang jernih, dan sesekali menenggelamkan badan mereka di kolam khusus anak-anak.

Avel beberapa kali menceburkan diri, dan bikin sang bunda tergopoh-gopoh. Sang anak belum bisa berenang. Namun, ia tertawa-tawa ketika Sang Bunda menegurnya. Bersama sang kakak, ia menjerit-jerit kesenangan. Sementara, di bagian lain kolam besar itu, Nur Widiatmoko, seorang warga Jember, bermain-main bersama istri dan anaknya. Sang anak menendang sebuah bola besar yang terbuat dari plastik.

Semakin siang, pengunjung semakin ramai. Anak-anak. Remaja. Orang dewasa. Sutikno tersenyum senang. Ia pemilik tempat wisata dan kolam pemandian bernama Niagara itu.

Di Amerika Serikat, nama Niagara adalah milik sebuah air terjun tersohor dan terbesar di dunia. Namun di Ambulu, Jember, ini menjadi tempat wisata murah yang menyenangkan, adan alternatif bagi warga. Untuk masuk ke dalam arena bermain, kita cukup membayar tiker Rp 10 ribu per orang.

Di arena Niagara, ada tempat bermain ‘meluncurkan diri’ sejenis waterboom, kereta kecil mainan, dan panggung musik yang didesain sedemikian rupa sehingga enak dipandang, dengan panjang 22 meter. Panggung itu bisa untuk acara pesta pernikahan, ulang tahun, maupun musik. Ada pula hall meeting dengan kapasitas 60 orang, dan kantin yang menyajikan makanan yang sedap.

Sutikno mengatakan akan segera melengkapi Niagara dengan berbagai fasilitas wisata dan bermain, secara bertahap. “Ke depan kita harapkan ada tempat outbond, sirkuit untuk go kart. Flying fox, maupun waterboom yang lebih luas,” katanya. Empat hingga lima tahun lagi setelah fasilitas bermain terpenuhi semua, Sutikno berniat membangun fasilitas semacam cottage. “Barangkali keluarga luar kota Jember ingin weekend, bisa jadi alternatif,” katanya.

Bagi Sutikno, membangun Niagara tak ubahnya sebuah perjudian besar. Ia sukses di bisnis transportasi, dan mulai merambah bisnis wisata. Namun, tidak membangun tempat wisata di daerah sekitar pusat kota, ia justru membangun Niagara di atas lahan seluas 5,5 hektare, di Dusun Langon Desa ambulu Kecamatan Ambulu (sekitar 40 kilometer dari pusat kota Jember ke arah selatan). Niagara baru dibuka untuk umum 19 September 2009 silam.

"Bukan kita ingin (sok) asing. Kita punya anggapan, Niagara kalau di buku pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) sudah ada: air terjun di Amerika Serikat. Kenapa ambil Niagara, ini biar orang mudah untuk mengingat. Itu kan tempat yang sudah punya nama," kata Sutikno, tertawa.

Lantas kenapa dibangun di pinggiran Jember yang jauh dari pusat kota? Sutikno membenarkan, dari segi bisnis, sangat riskan membuat tempat wisata di Ambulu, apalagi di daerah pinggir. "Nomor satu alasan saya, saya ingin membuat catatan kenangan di Ambulu, daripada ke lain daerah. Nomor utama memang karena faktor putra daerah. Ini karena kita putra daerah Ambulu, kita ingin memajukan Ambulu," katanya.

Tak ingin tempat wisatanya mati muda, Sutikno mencoba mengadopsi Jatim Park di Malang. Niagara hendak disulap menjadi tempat wisata yang komplet. Terletak di lereng gunung, Sutikno hendak memadukan wisata alam dengan buatan. “Dalam masalah alamnya, saya lestarikan. Kita sudah punya angan-angan, di sini kita tumbuhi tanaman sebanyak mungkin macamnya. Pohon jati kita selingi tanaman itu. Ada pemikiran ke arah agroturisme,” katanya. [wir]

No comments: