9 Petunjuk Bagaimana Membaca Berita Online
Seorang peserta milis alumnus organisasi kepemudaan pernah mengkritik pemberitaan sebuah media online. Katanya,pemberitaan media online itu cenderung tidak adil, karena menyiarkan fakta dari satu sisi. Ia lantas membandingkan dengan pemberitaan media massa cetak (koran dan majalah).
Benarkah sebuah media online tidak adil dalam meliput dan tidak mengedepankan cover both side? Mungkin ada baiknya pembaca media online mencermati sedikit panduan ini.
Saya menulis panduan ini Sabtu dinihari, 19 Juli 2008, saat begadang karena harus menjadi redaktur pembantu untuk meliput berita eksekusi mati Sumiarsih dan Sugeng, dua jagal keluarga Purwanto. Berita tentang eksekusi mati tersebut bisa dijadikan acuan betapa media online bertarung melawan kecepatan. Tenggat kami adalah kecepatan.
1. Media online bekerja berdasarkan kecepatan. Sebuah peristiwa sejauh diyakini benar-benar A1 (akurat dan benar-benar ada) akan secepatnya ditayangkan. Data awal bisa berdasar pengamatan awal atau data-data yang dihimpun secara acak dan cepat dari lapangan oleh reporter.
2. Laporan cepat bisa disampaikan reporter di lapangan melalui telpon kepada editor atau type writer di ruang redaksi, atau mengetik sendiri melalui handphone yang memiliki fasilitas internet. Tapi biasanya seorang reporter, kalau tidak panik, akan disibukkan mencari data primer secepat-cepatnya, sehingga lebih suka melaporkan via ponsel.
3. Pelaporan via ponsel berisiko terjadi kesalahan pengetikan ejaan nama atau lokasi kejadian. Tidak selamanya sambungan ponsel reporter dengan ruang redaksi mulus. Jadi jangan heran jika kemudian ditemukan salah ejaan nama, karena sang editor atau tukang ketik berita salah dengar.
4. Reporter mempunyai tugas segera melaporkan fakta atau data langsung ke ruang redaksi, kendati baru sepotong. Ini penting untuk menunjukkan bahwa sebuah media online bekerja lebih cepat daripada media online lainnya. Nantinya yang menentukan sudut pandang (angle) berita adalah sang redaktur. Jadi jangan heran, jika kemudian Anda membaca sebuah berita hanya dari satu sudut pandang.
5. Jika ingin mengetahui secara lengkap sebuah berita peristiwa, sebaiknya Anda membaca dari media online saat peristiwa itu sudah berakhir. Misalkan, peristiwa kecelakaan terjadi pada pagi hari. Bacalah berita itu pada sore atau malam hari, karena biasanya sejak pagi hingga siang media online akan selalu memperbarui berita berdasarkan temuan reporter di lapang.
6. Jika Anda ingin membaca di saat peristiwa berlangsung, maka satu hal yang harus Anda tanamkan dalam benak Anda: pemuatan berita di media online saat peristiwa berlangsung adalah on going process. Anda tidak boleh melahap satu tulisan atau informasi sebagai kebenaran begitu saja, karena bisa saja dalam hitungan menit atau jam, informasi awal yang Anda baca dipatahkan oleh informasi baru yang lebih valid.
7. Jika Anda membaca berita online yang menurunkan berita saat peristiwa berlangsung, anggaplah itu sebagai sebuah petualangan live pandangan mata. Pergerakan peristiwa dari menit ke menit sangat mengasyikkan, apalagi jika itu menyangkut sebuah peristiwa besar, seperti masa Reformasi 1998.
8. Manfaatkan link berita atau berita terkait yang biasanya dipasangkan pada sebuah tulisan berita. Berita terkait melengkapi berita yang Anda baca, atau memberi referensi awal berita yang sedang Anda baca.
9. Sadarilah bahwa reporter juga manusia. Mereka bisa salah dan sangat mungkin salah. Yang membedakan reporter sejati dengan yang bukan adalah itikad untuk memberikan sesuatu yang benar kepada publik. Berlomba dalam kecepatan bisa menimbulkan kecelakaan. Tapi inilah era baru itu: sebuah dunia yang dilipat, sebuah desa buwana.
19 July 2008
Labels: Jurnalisme
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment