28 December 2007

Masa Depan Jurnalisme Naratif di Indonesia (6)
Black Hawk Down Terbang Tinggi dalam Jurnalisme Online

Bagaimana sebaiknya jurnalisme naratif disajikan dalam sebuah media online di Indonesia? Jawaban itu bisa merujuk pada Black Hawk Down.

Janet Steele, profesor jurnalisme dari George Washington University mengatakan, Black Hawk Down adalah eksperimen yang baru saja terjadi di Amerika Serikat, dan dilakukan oleh suratkabar Philadelphia Inquirer.

Black Hawk Down adalah karya reportase naratif Mark Bowden, seorang jurnalis senior Amerika. Tulisan ini dimuat bersambung setiap hari selama kurang lebih satu bulan di harian Philadelphia Inquirer. Ceritanya tentang pasukan Amerika yang terkepung di Mogadishu, ibu kota Somalia, selama 17 jam, pada tahun 1994.

Karya Bowden ini menjadi salah satu pembahasan dalam kelas jurnalisme sastrawi dan kelas naratif di Pantau. Steele sempat menyinggung Black Hawk Down dalam kelas jurnalisme sastrawi yang saya ikuti, 10 - 21 Desember silam.

Untuk membuat tulisan ini, Bowden mewawancarai para tentara Amerika yang menjadi saksi mata peristiwa berdarah tersebut. Ia terbantu oleh rekaman audio antara pilot di helikopter Black Hawk yang tertembak jatuh dengan markas besar militer Amerika.

Tulisan bersambung itu menjadi terobosan dalam jurnalisme online setelah dimuat secara online dalam website Inquirer. “Surat kabar seperti di Philadelphia Inquirer memakai banyak multimedia dalam website mereka,” kata Steele.

Dalam website tersebut, Inquirer menyertakan rekaman wawancara dan rekaman audio dari helikopter Black Hawk. Selain itu disajikan dokumen lain seperti peta Mogadishu untuk menggambarkan meda pertempuran saat itu. “Internet punya kapasitas luar biasa. Di berita tradisional, saya akan melakukan reporting kemudian menulis berita. Tapi kalau saya menulis untuk internet, saya akan bisa menguatkan dokumen bukti. Sangat transparan, atau link ke artikel lain,” kata Steele.

Mungkin bisa menjawab pertanyaan dari pembaca. Mungkin bisa menjawab pertanyaan secara hidup, live chatting.

"Sekarang (di Amerika) semua wartawan muda diberi kamera video. Ada ekspektasi mereka menulis untuk website dulu. kalau ada breakingnwes di website dulu, lalu dimuat di koran," kata Steele. (*)

No comments: