28 December 2010


Waka Tanfidz NU Malaysia Kecam Spanduk Politik di Bukit Jalil

Wakil Ketua Tanfidz Nahdlatu Ulama Malaysia, Ahmad Nafi, mengecam politisasi sepakbola Indonesia dengan memanfaatkan momentum final Piala AFF di negara lain.
Nafi yang menyaksikan langsung final Piala AFF di Stadion Bukit Jalil bersama ribuan suporter Indonesia lainnya, jengah melihat spanduk-spanduk tokoh politik dipampang di stadion itu.

"Final Piala AFF ini benar-benar dijadikan ajang pamrih partai-partai politik. Tak tahu diri," kata Nafi, kesal. Di atas tribun tempatnya duduk, tampak spanduk bergambar Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Umum PAN Hatta Radjasa, spanduk bergambar Presiden SBY, dan spanduk bergambar Nurdin Halid. Spanduk itu dipasang berderet-deret.

Saat Nafi bersama suporter Indonesia hendak masuk stadion, ia melihat dua bus bertuliskan 'rombongan DPP (Dewan Pimpinan Pusat) Partai Demokrat. "Dan saya lihat sendiri Anas Urbaningrum duduk di kursi depan sebelah jendela, melambai-lambaikan tangan ke arah kerumunan suporter Indonesia," katanya.

"Jelas sekali partai politik ini pencari muka. Spanduk mereka berbeda dengan spanduk milik suporter Indonesia," kata Nafi.

Nafi menyayangkan kejadian itu. "Dukungan dengan embel-embel kampanye politik, apalgi dilakukan di negara lain, sungguh tidak patut dilakukan," katanya, keras.

Sepakbola seharusnya dijadikan dari bagian menjunjung tinggi sportivitas, sehingga bisa digunakan untuk mempererat hubungan antarbangsa. "Dukungan terhadap timnas, sepatutnya ikhlas seperti para suporter yang rela datang dari jauh tanpa pamrih demi mendukung tim kebanggaan," kata Nafi. [wir]

No comments: