14 April 2008

Machmud Sardjujono (Terdakwa Korupsi DPRD Jember)
Jangan Bicara Memancing Emosi Rakyat…

Wakil Ketua DPRD Jember Machmud Sardjujono ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Jember karena tersangkut dugaan korupsi Rp 1,1 miliar bersama Ketua DPRD Madini Farouq. Saya berhasil mewawancarainya, Senin (14/4/2008). Ia tidak mau bicara soal aspek hukum, dan menyerahkan kepada sang pengacara. Ia hanya mau bicara soal pengalamannya sebagai pesakitan.

Bagaimana perasaan Anda berada dalam penjara?
Saya anggap rumah sendiri. Saya anggap ada di pondok. Ada hikmah yang saya ambil. Ini peringatan dari Allah supaya lebih baik lagi.

Bagaimana hari pertama di Lapas?
Saya langsung sosialisasi dengan teman-teman di Lapas. Kita langsung salat jamaah di masjid. Istigosah bersama-sama. Jadi karena kebetulan saya sudah terbiasa hidup bersama rakyat. Rasa-rasanya seperti ketemu anak-anak saya di sini, anak-anak yang masih butuh bimbingan.

Sempat bertemu dengan mantan Bupati Samsul Hadi Siswoyo?
Belum sempat. Kita juga kebetulan tiga hari ini padat. Istigosah, salat bersama. Kebetulan beliay lebih banyak tertutup.

Siapa yang menyelenggarakan istighosah?
Narapidana dan tahanan. Inisiatif mereka sendiri. Suasana di dalam Lapas, sekarang saya tahu. Ketika saya bisa salat jamaah di masjid, di sekeliling ruang tahanan, mereka juga salat, tumpuk-tumpuk seperti di Mekkah, karena memang ruangan sempit. Ini penjara yang mestinya diisi 300 orang tapi di sini diisi lebih.

Apa pesan Anda untuk kawan-kawan Anda di DPRD Jember?
Untuk kawan-kawan DPRD, silakan berjalan seperti biasa. Tata tertib sudah cukup mengatakan bahwa apabila ketua berhalangan, wakil ketua menjalankan tugasnya. Sekarang masih ada satu wakil ketua yang bisa menjalankan tugas pimpinan dewan, Pak Asir.

Teman-teman di luar silakan menghormatu proses hukum, sebagaimana saya menghormati proses hukum. Kali ini saya menerima proses hukum, ketika harus ditahan. Saya menyerahkan semuanya kepada proses hukum.

Jangan bicara yang memancing emosi rakyat. Jangan satu dua orang mengatasnamakan rakyat. Nanti justru rakyat terpancing. Itu yang saya mohon sungguh-sungguh. Begitu ada orang banyak, kita dituduh mengerahkan. Kita di sini nggak ada komunikasi apa-apa.

Kita tidak mengerahkan rakyat. Tapi saya mohon jangan memancing emosi rakyat. Jangan sampai wong siji loro mengaku rakyat. Kalau saya salah saya siap dihukum. Tapi kalau saya tak salah, saya bebas. Jangan ditafsiri macem-macem. Hukum masih bisa ditegakkan. Saya yakin di Jember bakal ada keputusan yang terbenar. (*)

No comments: