27 January 2008

Lalat pun Bisa Tergelincir di Rambut Pak Jaksa

Sepanjang tahun 2007, nama Muhammad Basyar Rifai melambung. Ia semakin banyak disebut media massa, menyusul banyaknya perkara korupsi yang masuk ke Pengadilan Negeri Jember.

Bukan apa-apa. Sebagai Kepala Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Jember, Basyar menjadi orang yang paling sibuk menangani berkas-berkas perkara itu. Ini bukan perkara kacangan: korupsi Bupati Samsul Hadi Siswoyo dan kroninya, dan korupsi Kepala Bulog Jember Mucharror dan jajarannya.

“Dari segi kualitas maupun kuantitas kerugian keuangan negara, perkara korupsi (yang masuk pengadilan) di Jember memang yang terbanyak di Jawa Timur,” kata Basyar. Saking padatnya jadwal, persidangan digelar sejak Senin hingga Jumat setiap pekan.

Lembur hingga malam hari, menurut Basyar, sudah menjadi rutinitas. “Bekerja di luar jam kantor itu sudah biasa,” katanya, tertawa.

Namun dibandingkan jaksa-jaksa lainnya, kesibukan menghadapi perkara korupsi tak membuat Basyar meninggalkan satu hal: penampilan funky dan awet muda.

Jangan kaget, jika suatu kala bertemu Basyar, Anda melihat rambutnya tertata rapi dan licin dengan warna cat sedikit merah. Saking licinnya, lalat pun bisa tergelincir di rambutnya.

Saya pernah melihat Basyar dalam persidangan memakai sepatu merek Kickers, di saat kebanyakan jaksa lain memakai sepatu kantoran hitam. Saat hakim membacakan putusan, di telinganya terpasang semacam earphone atau headset kecil yang tersambung ke ponselnya. Kakinya bergoyang-goyang.

Basyar mulanya berkelit jika dirinya asyik mendengarkan lagu. Ia memakai headset karena di persidangan sering menerima telpon dari atasan. Namun, setelah didesak, ia mengatakan, bahwa kadang mendengarkan lagu untuk membunuh kejenuhan.

Lagu apa? “Nggak ada, lagu biasa ajalah,” kata Basyar, tertawa. Ia merasa sama dengan jaksa-jaksa lainnya.

Satu hal yang berbeda dari Basyar saat ini dibandingkan awal-awal bersinggungan dengan wartawan adalah kecakapannya memberi komentar diplomatis. Ia kini mau melayani wawancara, jika dibandingkan masa awal persidangan korupsi di bulan Mei di mana ia kebanyakan ‘sakit gigi’ alias sering bilang ‘no comment’.

Basyar menganggap pers sebagai mitra dalam penegakan hukum dan perang melawan korupsi. Dari media massa pula, ia menyadari citra kejaksaan di mata masyarakat Jember masih positif. “Kami mengharapkan dukungan dari masyarakat. Insya allah tahun 2008 akan kita siapkan tiga kasus yang akan dilimpahkan di pengadilan,” katanya. (*)

No comments: